"Baiknya konten-konten berbau LGBT dihapus saja"
Techno.id - Belakangan, beberapa pihak menyayangkan peredaran stiker bertema LGBT di layanan pesan instan Line. Bahkan, media sosial seperti Facebook yang menyediakan fitur serupa turut mendapat protes keras.
Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, mengatakan kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran bagi perusahaan Over The Top (OTT) yang bermain di Tanah Air.
-
Bahas konten positif, Menkominfo temui LINE Global Kemkominfo: Kami dan LINE Indonesia akan terus berkoordinasi untuk menghadirkan konten-konten positif di Indonesia
-
Konten LGBT dan porno segera dihapus dari Twitter, Line dan Blackberry Para perwakilan pelaku OTT global di Indonesia pun menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti soal konten pornografi dan juga LGBT.
-
Hadirkan konten LGBT, Facebook dan WhatsApp akan dipanggil Kemkominfo Kemkominfo akan menggelar rapat dengan kedua perusahaan asal Amerika Serikat tersebut pada akhir Februari ini.
"Penyedia OTT harus memperhatikan ketentuan dan aturan lokal, termasuk kearifan lokal, seperti dalam hal sikap masyarakat mengenai LGBT. Kalau mayoritas tidak setuju, baiknya konten-konten gambar-gambar seperti itu dihapus saja," ujarnya pada Merdeka.com (12/02/16).
Ia juga menyoroti kontribusi pemerintah yang harus tanggap saat ada isu yang ramai di masyarakat seperti sekarang ini. Sebab, jika polemik ini dibiarkan, investasi asing di sektor teknologi informasi bisa mandek. Namun, ia berharap regulasi yang menuntun perusahaan OTT itu juga tidak terlalu ketat supaya mereka tidak kabur dari Indonesia.
"Maksudnya khawatir kalau keras investasi asing kabur, meski investasi asing yang dimaksud (OTT global) juga bubble bahkan tidak jelas," imbuhnya.
Terkait polemik stiker berbau dukungan terhadap kaum LGBT, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sudah mengambil langkah cepat. Kemkominfo telah meminta Line untuk menarik stiker itu. Line pun menurut dan telah memblokirnya.