Cara memanfaatkan router lama sebagai repeater untuk memperbaiki zona mati Wi-Fi di rumah 

Cara memanfaatkan router lama sebagai repeater untuk memperbaiki zona mati Wi-Fi di rumah 

Techno.id - Wi-Fi semakin cepat dari hari ke hari, tetapi dalam banyak kasus, pengguna tidak dapat menikmati kecepatan penuh koneksi Wi-Fi kecuali mereka memiliki sinyal yang baik. Jika kamu tinggal di ruang yang lebih besar, kecepatan Wi-Fi bisa bermasalah.

Namun kamu dapat menggunakan beberapa trik untuk memperluas jangkauan Wi-Fi sekaligus memperbaiki titik mati atau blank spot yang tidak bisa dijangkau router. Begini caranya.

Menggunakan router lama untuk memperluas jangkauan Wi-Fi

Cara memanfaatkan router lama sebagai repeater untuk memperbaiki zona mati Wi-Fi di rumah foto: freepik/escapejaja

Sebagian besar router memiliki kemampuan repeater yang terpasang di dalamnya. Ini berarti bahwa selain menerima internet melalui port WAN dari ISP kamu dan mengirimkannya melalui Wi-Fi, mereka juga dapat menerima sinyal Wi-Fi dari router lain dan mengulangi sinyal tersebut. Fitur ini secara efektif meningkatkan jangkauan Wi-Fi.

Nama dan lokasi yang tepat dari fitur ini akan bervariasi dalam antarmuka konfigurasi router yang berbeda. Bervariasi menurut merek dan model spesifik router. Namun, ada beberapa kelemahan menggunakan router lama.

Kendati begitu, ada cara mudah untuk memecahkan masalah jangkauan Wi-Fi. Misalnya, kamu memiliki router Wi-Fi utama di tengah rumah. Meskipun kamu mendapatkan sinyal Wi-Fi dari router utama, terkadang sinyal tersebut lemah ketika kamu berada di halaman belakang rumah.

Kondisi tersebut bisa ditanggulangi dengan menggunakan router lama sebagai repeater. Dengan begitu kamu dapat memperluas jangkauan ke sudut-sudut jauh dan zona mati Wi-Fi di rumah.

Cara menyiapkan router lama sebagai repeater

Cara memanfaatkan router lama sebagai repeater untuk memperbaiki zona mati Wi-Fi di rumah foto: freepik/user13015019

Sebelum memulai, disarankan untuk mengatur ulang router. Caranya dengan menekan dan menahan tombol reset fisik, umumnya terletak di bagian belakang router tempat semua port berada.

Setelah selesai, sambungkan ke router secara nirkabel atau melalui kabel Ethernet dan masuk ke antarmuka web, umumnya menggunakan alamat 192.168.0.1. Alamat yang tepat dapat berbeda tergantung pada kumpulan IP apa yang digunakan router kamu. Sebagian besar router biasanya memiliki kredensial default dan alamat IP untuk antarmuka konfigurasi yang dicetak pada label di bagian bawah.

Setelah berada di antarmuka konfigurasi router, cari opsi yang mengubah router menjadi repeater. Jika tidak dapat menemukan pengaturan serupa di router kamu, lihat instruksi manual atau pencarian internet. Terakhir, kamu juga memiliki opsi untuk menggunakan OpenWrt, yang biasanya digunakan untuk mengubah router Wi-Fi menjadi jembatan nirkabel. Dengan sedikit penyesuaian, kamu juga dapat mengubahnya menjadi repeater.

Langkah-langkah yang tepat untuk mengonfigurasi router sebagai repeater akan bervariasi berdasarkan merek, model, dan versi firmware router itu sendiri. Namun, secara umum, proses penyiapan semudah memasukkan SSID atau nama jaringan Wi-Fi utama dan mengetikkan kata sandi.

Setelah router lama terhubung ke router Wi-Fi utama, mungkin ada pengaturan tambahan untuk dikonfigurasi jika ingin menyempurnakan spesifikasinya. Tetapi sejauh menyangkut pengaturan router lama sebagai repeater, yang perlu kamu lakukan hanyalah memasukkan kredensial.

Tips menyiapkan repeater Wi-Fi

Cara memanfaatkan router lama sebagai repeater untuk memperbaiki zona mati Wi-Fi di rumah foto: freepik/escapejaja

Menyiapkan router lama sebagai repeater Wi-Fi bisa sangat mudah, tetapi tidak akan memperbaiki semua masalah Wi-Fi kamu. Berikut adalah beberapa masalah yang perlu kamu perhatikan.

1. Band Wi-Fi yang didukung router

Salah satu masalah paling umum saat menggabungkan router Wi-Fi lama adalah ketidakcocokan pita Wi-Fi. Jika router lama tidak mendukung pita Wi-Fi 5GHz, maka router lama hanya akan mengulangi pita 2.4GHz, memiliki jangkauan yang jauh lebih baik daripada 5GHz.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari Wi-Fi, baik host maupun router repeater harus mendukung pita 5GHz dan 2.4GHz. Wi-Fi 2.4GHz masih dapat mendukung kecepatan hingga 400Mbps, jadi tergantung pada kecepatan koneksi internet kamu.

2. Perhatikan posisi

Penempatan adalah faktor penting lainnya dalam hal membuat jaringan Wi-Fi mesh. Sinyal Wi-Fi menyebar dalam lingkaran di sekitar router dan tujuan jaringan Wi-Fi mesh adalah untuk mencakup area sebanyak mungkin. Artinya kamu harus mencari tempat berdasarkan berapa banyak router yang kamu gunakan dalam konfigurasi mesh.

Misalnya, jika kamu tinggal di rumah dengan tiga kamar dan menginginkan jangkauan Wi-Fi yang sama di setiap kamar, tempatkan router di setiap ruangan dan router utama di area pusat yang sama-sama dapat diakses oleh ketiga router repeater. Jika memiliki lebih sedikit router, cara terbaik untuk mendistribusikannya adalah dengan menempatkannya sejauh mungkin tanpa kehilangan kekuatan sinyal.

Coba letakkan router setinggi mungkin untuk memastikan sinyal tidak melemah oleh gangguan lain seperti gelombang mikro dan perangkat pemancar RF.

3. Ethernet vs Wi-Fi

Kamu bisa mendapatkan kecepatan yang lebih baik jika menggunakan kabel antara router Wi-Fi utama dan router repeater. Dengan menggunakan kabel ethernet antara dua atau lebih router, kamu bisa mendapatkan kekuatan sinyal yang diinginkan.

Menggunakan kabel ethernet tidak hanya akan memastikan kamu mendapatkan kecepatan terbaik, tetapi juga akan membuat koneksi Wi-Fi lebih stabil di ujung router repeater.

(brl/red)