Cara memperbaiki PC Windows yang terkena dampak gangguan internet global akibat pembaruan CrowdStrike

Cara memperbaiki PC Windows yang terkena dampak gangguan internet global akibat pembaruan CrowdStrike

Techno.id - Dunia saat ini dihebohkan dengan adanya gangguan internet global yang dialami PC Windows. Sementara, pengguna MacBook dan Linux beroperasi secara normal. Akibat kejadian ini maskapai penerbangan, bank-bank besar, penyiaran TV, penyedia layanan kesehatan, dan bisnis lainnya terhenti.

Seperti dilaporkan MIT Technology Review, maskapai penerbangan termasuk United, Delta, dan American terpaksa menghentikan dan menunda penerbangan, membuat penumpang terdampar di bandara. Sementara penyiar Inggris Sky News untuk sementara ditarik dari udara.

Selain itu, nasabah perbankan di Eropa, Australia, dan India tidak dapat mengakses rekening online mereka. Rumah sakit di Inggris juga telah kehilangan akses ke catatan pasien dan sistem penjadwalan janji temu.

Akibat kejadian ini, banyak pengguna Windows yang mendapat masalah Blue Screen of Death (BSOD) atau layar biru kematian. Disebut-sebut masalah ini muncul setelah perusahaan cybersecurity Crowdstrike mengeluarkan pembaruan perangkat lunak pada hari Kamis (18/7).

Cara memperbaiki PC Windows yang terkena dampak gangguan internet global akibat pembaruan CrowdStrike foto: freepik/peshkovagalina

Masalah ini berasal dari pembaruan yang salah dari penyedia keamanan siber CrowdStrike, yang telah membuat server dan PC yang terkena dampak offline dan menyebabkan beberapa workstation Windows menampilkan layar biru kematian ketika pengguna mencoba untuk mem-boot perangkat mereka.

Sebenarnya pembaruan ini ditujukan untuk perangkat lunak Falcon CrowdStrike, yang merupakan perangkat lunak deteksi dan respons titik akhir yang dirancang untuk melindungi sistem komputer perusahaan dari serangan cyber dan malware.

Tetapi alih-alih berfungsi seperti yang diharapkan, pembaruan justru menyebabkan komputer yang menjalankan perangkat lunak Windows mogok dan gagal reboot. Sementara PC rumahan yang menjalankan Windows cenderung tidak terpengaruh, karena CrowdStrike sebagian besar digunakan organisasi atau perusahaan besar.

CEO Crowdstrike George Kurtz mengatakan bahwa perusahaan secara aktif mengatasi masalah ini kepada pengguna yang terkena dampak masalah yang ditemukan dalam pembaruan konten tunggal untuk mesin Windows. Menurutnya, masalah ini bukan insiden keamanan atau serangan siber.

Masalah ini telah diidentifikasi, diisolasi dan perbaikan telah dikerahkan. Menanggapi masalah ini, Lukasz Olejnik, seorang peneliti dan konsultan cybersecurity independen dan penulis Philosophy of Cybersecurity menjelaskan bahwa perangkat lunak CrowdStrike bekerja pada lapisan sistem operasi tingkat rendah. Masalah pada tingkat ini membuat OS tidak dapat di-boot.

Namuntidak semua komputer yang menjalankan Windows terpengaruh masalah ini. Sistem mesin yang telah dimatikan pada saat CrowdStrike meluncurkan pembaruan ini, tidak terkena dampak.

(brl/red)