Benarkah dinosaurus pernah "nge-fly" karena memakan jamur ini?
Techno.id - Jauh sebelum narkotika disalahgunakan oleh manusia, nyatanya tanaman yang bisa menghadirkan efek tinggi (high) sudah ada sejak jutaan tahun lalu. Bahkan, dinosaurus yang hidup di zaman itu diduga turut mengonsumsinya.
Anggapan itu menyeruak setelah peneliti menemukan sebuah fosil jamur api (ergot) yang kira-kira telah berusia 100 juta tahun. Parasit yang menyerang tumbuhan dan rerumputan itu bisa menimbulkan efek beracun dan mengacaukan pikiran ketika dikonsumsi. Dalam catatan sejarah, dulu manusia juga pernah secara tidak sengaja mengonsumsi jamur api itu saat menjangkiti gandum hitam dan tanaman padi-padian lain. Dampaknya, mereka pun mengalami kejang otot dan halusinasi.
-
Fosil kecoak lebih tua dari dinosaurus ada di dalam batu mulia Ketika keluarga reptil raksasa dinosaurus musnah sekitar 65 juta tahun lalu, keluarga kecoak terus bertahan hidup hingga kini.
-
Bukan rumput atau dedaunan, ini camilan dinosaurus herbovira Para ilmuwan belum mengetahui secara pasti jenis krustasea yang dimakan para dinosaurus, tapi kemungkinan adalah kepiting.
-
Penemuan mengejutkan 10 fosil di Gurun Sahara, ada buaya raksasa Ada penemuan yang terungkap setelah perdebatan selama 150 tahun.
Temuan yang telah dipublikasikan melalui jurnal Palaeodiversity tahun 2015 ini, sayangnya, belum bisa mengungkap secara pasti apakah dinosaurus juga berhalusinasi pasca mengonsumsi jamur api. Namun, peneliti menduga bahwa dinosaurus pernah mencicipi parasit tersebut. Pasalnya, parasit ini diduga telah menghinggapi tumbuhan sekitar lebih dari 200 juta tahun yang lalu. Era tersebut lebih tua dari periode Jura; masa ketika dinosaurus herbivor berukuran besar, seperti Diplodocus dan Brachiosaurus, merajai Bumi.
"Apa efek yang diterima oleh hewan masih belum bisa diketahui, tetapi saya yakin dinosaurus juga memakan rumput (yang diserang oleh parasit jamur api) itu," George Poinar Jr., seorang profesor zoologi dari Oregon State University, menerangkan.
Seperti diwartakan oleh LiveScience (10/2/15), fosil jamur api berwujud batu ambar itu ditemukan di kawasan Myanmar, tepatnya di galian pertambangan. Fosil langka tersebut kemudian diamankan oleh seorang paleontologis asal Jerman, Joerg Wunderlich.