Dengan kulit buatan ini semua benda bisa berubah warna mirip bunglon
Techno.id - Suatu saat nanti, tak hanya bunglon yang dapat mengubah warna menyesuaikan lingkungan di sekitarnya. Pasalnya, para peneliti di Stanford University telah menemukan rahasia besar di balik kulit bunglon yang unik itu.
Para ilmuwan telah menciptakan kulit elektronik (E-Skin) untuk meniru keistimewaan perubahan warna bunglon. Kulit buatan ini diklaim mampu mengenali jumlah tekanan yang membuatnya memiliki berbagai varian warna. Ketika Anda menyentuh kulit tersebut maka dia akan merenggang seperti kulit bunglon dan berubah warna sesuai tekanan yang Anda berikan.
-
Peneliti Korea temukan kulit elektronik sama seperti kulit manusia E-skin atau kulit elektronik hasil penelitian ilmuwan Korea ini diklaim memiliki kemiripan dengan kulit manusia
-
Ternyata ini rahasia di balik berubahnya warna kulit bunglon Bunglon memiliki kemampuan mengubah warna kulitnya berkat suatu lapisan sel yang dapat merefleksikan cahaya sekitar.
-
Terungkap! Bunglon mengubah warna kulit bukan untuk menghindari musuh Para ilmuan yakin bahwa perubahan warna pada bunglon untuk mencerminkan suasana hati mereka.
"Kami menunjukkan proses perubahan kulit elektronik yang merenggang kemudian berubah warna karena terinspirasi dari kulit bunglon. Warna kulit elektronik ini dapat dengan mudah dikontrol melalui variasi tekanan dan durasi tekanan yang diterapkan pada permukaan kulit," ungkap Ho-Hsiu Chou dari Stanford University, penulis studi tersebut.
Chou juga mengatakan bahwa E-Skin berpotensi untuk diintegrasikan pada perangkat yang Anda pakai, seperti pakaian, smartphone, smartwatch, dan perangkat wearable lainnya. Anda bisa membayangkan, bila pakaian yang Anda kenakan dapat mengubah warnanya sendiri ketika Anda sentuh. Pastinya, Anda akan menjadi pusat perhatian.
Di sisi lain, Anda tak perlu membeli pakaian karena pakaian Anda senantiasa berubah warnanya. Selain itu, teknologi E-Skin ini juga dapat dikembangkan untuk kalangan militer sebagai kamuflase yang sangat baik.
Sayangnya, ada kabar tak sedap dari produk E-Skin ini. Kabarnya, bahan karbon nanotube yang digunakan untuk kulit elektronik ini dapat menginduksi kerusakan DNA dan peradangan. Meski begitu, tim ahli katanya akan mengganti bahan tersebut dengan silikon agar lebih aman.