Jepang resmi luncurkan satelit X-Ray untuk teliti lubang hitam
Techno.id - Japan Aerospace Exploration Agency alias JAXA akhirnya resmi meluncurkan satelit X-Ray besutannya, ASTRO-H keluar angkasa. Satelit yang juga dikenal dengan nama Hitomi itu kabarnya mengembang tugas khusus yakni meneliti fenomena lubang hitam dan sejarah kluster galaksi.
Sebagaimana dilansir oleh TechCrunch (20/2/16), satelit Hitomi resmi diluncurkan pada Rabu, 17 Februari lalu sekitar pukul 3.45 waktu setempat. Acara peluncuran dilaporkan berjalan mulus di mana Hitomi dilaporkan telah mencapai orbit dan siap melakukan misinya di luar angkasa.
-
Jepang segera luncurkan satelit X-Ray, apa kegunaannya? Satelit ini dilengkapi dengan beragam teknologi canggih terkini.
-
Pemerintah Tiongkok siap luncurkan 20 satelit tahun ini, untuk apa? Kedua puluh satelit yang akan diluncurkan tersebut mengusung misi yang berbeda-beda, seperti misi pelacakan karbon dan sinar X-ray.
-
Teleskop Hubble berhasil tangkap citra galaksi terjauh dari bimasakti Disebutkan jika teleskop legendaris itu mampu menangkap citra galaksi yang jaraknya sekitar 13,4 miliar tahun cahaya dari bimasakti.
Perlu Anda ketahui, Hitomi merupakan satelit X-Ray keenam yang diluncurkan oleh JAXA. Seperti pendahulunya, Hitomi kabarnya sengaja dirancang untuk mempelajari benda langit yang memancarkan sinar-X (sinar-X sendiri merupakan bentuk radiasi energi yang sangat tinggi dan dihasilkan oleh peristiwa energi tinggi di alam semesta seperti lubang hitam, bintang neutron, ledakan supernova, dan cluster galaksi).
Satelit Hitomi kabarnya telah dilengkapi dengan teknologi canggih seperti teleskop X-ray 4 co-blok yang mampu mendeteksi 300eV hingga 600.000eV. Tak hanya itu, Hitomi juga dikabarkan mengusung teknologi yang memungkinkan satelit dapat menghasilkan citra resolusi tinggi dari alam semesta dalam spektrum sinar-X.
Beberapa peneliti yang tergabung dalam proyek JAXA ini, seperti badan antariksa Eropa (ESA), Kanada, dan NASA mengungkapkan bahwa Hitomi merupakan terobosan yang sangat diperlukan saat ini. Hal ini dikarenakan, Hitomi mampu menghasilkan presisi tinggi dan resolusi gambar ketimbang satelit serupa pendahulunya.