Para ilmuwan temukan cara tercepat deteksi autisme pada anak
Techno.id - Terkadang sangatlah sulit untuk mendeteksi gejala autisme pada anak. Hal tersebut sering dikeluhkan oleh para orangtua, yang akhirnya berakibat pada lambatnya penanganan medis pada sang buah hati.
Para tenaga medis pun biasanya mendiagnosa Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak berdasar atas laporan dari para orangtua, serta penelitian mendalam secara lansung pada pasien. Namun sayangnya, metode tersebut dianggap kurang optimal dalam memberikan hasil yang akurat.
-
Ini ternyata beda gejala anak autis dan telat bicara, pahami ya? Potensi dalam diri anak autis juga bisa dikembangkan.
-
Bukan sembarang aplikasi game, ini sekaligus sarana terapi anak autis Software yang dibuat dalam waktu dua bulan ini untuk dijual hanya pada sekolah luar biasa agar dapat membantu siswa belajar.
-
Komputer diklaim lebih canggih deteksi skizofrenia daripada terapis Algoritma memprediksi dengan tepat risiko anak muda yang berpotensi mengalami psikosis selama 2,5 tahun dengan akurasi 100%.
Namun kini, ada cara yang lebih mudah untuk mendiagnosa gejala autisme pada anak. Seperti yang telah diberitakan oleh Gizmag pada hari Kamis (31/03/16) lalu, para peneliti dari Cleveland Clinic telah menemukan sebuah metode baru.
Mereka bisa menemukan gejala autisme lebih cepat dengan menganalisa mata si penderita. Para ilmuwan tersebut melakukan penelitian dengan melibatkan banyak pasien yang kemudian dibagi atas 2 grup. Kelompok pertama adalah mereka yang berada di usia 3-8 tahun, dan dianggap lebih rentan mengidap autisme.
Cara mengujinya pun cukup sederhana, dengan melakukan tes dan melihat sampai sejauh mana bola mata bisa mengikuti pergerakannya (Remote Eye Tracking). Pasien diajak untuk melihat foto dan video yang berfokus pada aspek sosial maupun non sosial. Bagaimana hasilnya?
Dengan metode tersebut, para dokter tersebut mampu mendiagnosa pasien secara benar sebanyak 80%, yang tentu saja jauh lebih tinggi dibanding menggunakan metode konvensional yang telah banyak diterapkan.
"Remote eye tracking sangat mudah untuk diterapkan pada anak usia dini, dan hasil studi kami menunjukkan bahwa cara tersebut terbukti lebih cepat mengidentifikasi pasien karena sifatnya obyektif, dan tentu saja, sangat berguna bagi orangtua agar bisa memberikan penanganan lebih cepat," ujar Dr Thomas W Frazier, ketua tim penelitian tersebut.
Semoga saja metode ini bisa segera digunakan lebih luas demi masa depan anak-anak...