Peneliti: Teknologi belum bisa mendeteksi waktu terjadinya Tsunami
Techno.id - Tentu belum luntur dari ingatan Anda dahsyatnya gelombang Tsunami yang menerjang Aceh dan beberapa tempat lain 2004 silam. Sebagai bencana alam dengan potensi kerugian jiwa dan material yang sangat besar, wajar saja jika Tsunami amat ditakuti manusia.
Sayangnya, manusia belum bisa berbuat banyak, karena teknologi yang mereka ciptakan sejauh ini belum bisa mengetahui secara pasti kapan datangnya gelombang Tsunami. Anggapan ini dikemukakan oleh Prof. Satish Singh, peneliti geofisika kelautan dari Institut de Physque du Globe de Paris (IPGP).
-
Kilas balik 17 tahun Tsunami Aceh, ini 7 faktanya Tsunami setinggi 30 meter ini tercatat sebagai bencana alam paling mematikan di abad ke-21.
-
BMKG peringatkan ancaman gempa megathrust, kenali pengertian dan potensi terjadinya di Indonesia Zona tersebut diduga sedang mengalami proses penumpukan tegangan atau stres pada kerak bumi.
-
Kisah kesaksian tsunami Aceh 2004 yang tak terlupakan 14 tahun lalu tsunami dahsyat melanda Aceh.
"Hingga saat ini, belum ada satu alat dan teknologi yang dapat digunakan untuk mengetahui waktu terjadi Tsunami. Yang dapat dipelajari hanya potensi," ujarnya pada wartawan Antara (23/06/15) di Padang.
Pemaparan itu ia sampaikan di atas kapal riset milik Schmidt Ocean Institute dari Amerika Serikat. Ia dan tim baru saja menyelesaikan ekspedisi penelitian Mentawai Gap-Tsunami Earthquake Risk Assesmen (MEGA-TERA) atau risiko gempa dan tsunami di perairan laut Mentawai. Tujuan dari ekspedisi ini bagi peneliti ialah menemukan penyebab alamiah dari Tsunami, sehingga langkah penanganan dan mitigasinya bisa ditemukan.
Adapun alasan dilakukannya riset di wilayah tersebut ialah karena mereka ingin memetakan zona tumbukan antar lempeng di sisi barat Sumatera dan kepulauan Mentawai. Di samping itu, wilayah ini bisa menjadi pelajaran berharga terkait gempa dan Tsunami yang terjadi tahun 2004 di Aceh dan 2010 di Mentawai. Apalagi, menurut Satish, di kawasan Mentawai Gap telah ditemukan patahan aktif, baik pada lempeng yang tersubduksi maupun lempeng di atasnya.
"Mentawai Gap adalah daerah geologi aktif zona subduksi Sumatera-Andaman yang belum pernah mengalami gempa besar dalam 200 tahun terakhir," tambahnya.