Setahun hidup di luar angkasa, apa yang bakal dirasakan manusia?
Techno.id - Bagaimana rasanya hidup di luar angkasa? Pertanyaan ini mungkin akan susah dijawab khalayak umum, tetapi tidak untuk Scott Kelly. Astronot berusia 52 tahun itu baru saja kembali dari misi perjalanan luar angkasanya selama hampir setahun, tepatnya 1 Maret kemarin. Ini adalah perjalanan terlama yang pernah dilakukan penjelajah luar angkasa asal Amerika Serikat.
Sekembalinya ke Bumi, Scott ternyata mengalami beberapa masalah kesehatan. Ia merasakan sakit otot, nyeri sendi, dan kulitnya menjadi semakin sensitif serasa terbakar.
-
Ini pengakuan astronot AS soal kondisi Bumi terkini dari luar angkasa "Namun hal terpenting adalah Anda bisa tahu betapa tipis dan rapuhnya atmosfir Bumi."
-
Ternyata, perjalanan luar angkasa bisa buat kulit makin tipis! Menurut penelitian Saarland University, NASA dan ESA, astronot yang telah melakukan perjalanan luar angkasa rentan terkena penipisan kulit.
-
Kisah Sergei Krikalev, jelajahi luar angkasa tapi tak bisa pulang ke Bumi karena tak punya ongkos Sergei tak bisa pulang ke Bumi tak lain karena peristiwa perpecahan politik yang terjadi di Uni Soviet.
"Saya terkejut setelah saya merasa fisik saya sudah berbeda dibandingkan sebelum berangkat, ada nyeri otot dan sendi. Itu adalah sesuatu yang tidak terduga," terangnya. Di samping itu, hal lain yang berubah dari Kelly ialah tinggi badannya yang bertambah 3,8 cm akibat mikrografitasi. Akan tetapi, kini ia sudah kembali ke tinggi normalnya.
Mengutip Reuters.com (04/03/16), Scott akan tetap menjalani serangkaian penanganan medis, psikologis, dan tes lainnya selama satu tahun ke depan. Harapannya, para ilmuwan bisa mempelajari lebih lanjut tentang dampak tubuh dan pikiran manusia selama berada di luar angkasa.
Scott Kelly ditugaskan selama 340 hari di International Space Station untuk menemukan jalan dan memepersiapkan misi perjalanan manusia ke Mars. Dalam menjalankan misinya, Scott ditemani oleh kosomot Rusia bernama Mikhail Korniyenko.