Membaca kondisi emosi dari gaya mengetik
Techno.id - Sadarkah Anda segala gerak-gerik dari tubuh ternyata dapat menggambarkan karakter, kepribadian, bahkan keadaan emosional? Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Islam University of Technology di Bangladesh menyebutkan bahwa keadaan emosi seseorang dapat diketahui hanya dari gerakan jemari di atas tombol-tombol keyboard gadget Anda.
Tim peneliti meminta 25 orang dengan rentang usia antara 15 sampai 40 tahun untuk mengetik ulang dua paragraf dari novel terkenal Lewis Carroll "Alice Adventures in Wonderland" dan memasukkan suasana hati mereka seperti sukacita, takut, marah, sedih, jijik, malu, bersalah, dan lelah. Selain itu, para peneliti juga mengumpulkan teks yang pernah diketik oleh subjek dengan bantuan sebuah software khusus yang dapat merekam semua tombol yang ditekan saat subjek mengetik maupun kecepatan saat mengetik teks-teks tersebut.
-
Dari gerakan kursor mouse, peneliti tahu Anda sedang sedih atau kesal Ketika Anda bersedih, gerakan kursor mouse Anda akan melambat.
-
Ternyata keyboard bisa deteksi emosi Sebuah kata banyak disusun dari huruf-huruf bagian kanan keyboard model QWERTY mempunyai emosi positif.
-
Ingin disukai oleh banyak orang? Sering-seringlah pakai emoticon Emoticon bisa memberikan psikologi yang stabil bagi penerima pesan.
Untuk menganalisis teks, para peneliti menggunakan database standar kata dan kalimat yang disesuaikan dengan keadaan emosi yang berbeda-beda. Hasilnya, sebanyak 87% teks menggambarkan keadaan emosi subjek yang sedang gembira, sedangkan 13% menggambarkan keadaan emosi lainnya seperti kemarahan, lelah, dan lain sebagainya.
Kendati demikian, Myounghoon Jeon, asisten profesor ilmu kognitif terapan di Michigan Technological University mengatakan bahwa metode untuk mendeteksi emosi dalam teks yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
"Para peneliti melupakan satu hal yang penting dalam mengembangkan metode ini, yakni mengintegrasikan metode supaya tampak adil, positif, serta menjanjikan", jelas Jeon.
Selain itu, Jeon juga berpendapat bahwa metode ini akan sangat sulit mengenali keadaan emosi penggunanya, karena mengetik biasanya dilakukan karena ada perintah atau tugas bukan suatu hal yang bisa dilakukan spontan seperti deteksi emosi lewat ekspresi wajah. Namun, Jeon yakin jika peneliti mau memperbaiki metode ini, bukan tidak mungkin nantinya metode ini bisa digunakan untuk melakukan konseling online. Jadi bagi Anda yang kesulitan untuk mengungkapkan secara langsung masalah-masalah Anda kepada konselor, maka mengetik kemungkinan merupakan jawaban dari permasalahan Anda.