Orang Indonesia suka check-in Facebook di sini, Anda termasuk?
Techno.id - Sebenarnya, pengguna Facebook bisa melakukan banyak hal, mulai dari sekadar mengunggah status, membaca artikel, sampai membuat 'diary' publik dengan menunjukkan tempat-tempat yang telah dikunjungi. Sepanjang tahun ini, Facebook telah mengamati lokasi di seluruh wilayah Indonesia yang paling sering menjadi rujukan tempat wisata terlaris berdasarkan check-in penggunanya.
Dalam sekelumit laporan dari 2015 Year in Review, media sosial terbesar di dunia itu menemukan bahwa penggunanya di Tanah Air banyak yang mengunjungi objek wisata di Pulau Jawa, khususnya di Jakarta. Buktinya, nama-nama yang sudah tak asing lagi seperti Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, atau Kota Tua Jakarta masuk ke daftar ini.
-
10 Destinasi wisata di Indonesia yang paling banyak dikunjungi di 2017 Versi Instagram.
-
5 Hari di Jakarta, nih sejumlah tempat wisata yang bisa dikunjungi Jakarta menawarkan banyak pilihan tempat wisata
-
Ini tren yang diunggah pengguna Path Indonesia sepanjang tahun 2015 Kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bali dan Yogyakarta jadi faktor utama pendongkrak popularitas Path di Indonesia.
Di samping itu, wisata alam juga menjadi referensi wajib user Facebook untuk berwisata. Sebab, daftar ini diisi pula oleh Tanah Lot atau Danau Toba. Berikut daftar selengkapnya:
Itu dia tempat wisata favorit pengguna Facebook di Tanah Air berdasarkan jumlah check-in-nya. Sayangnya, dari rilis yang diterima Techno.id (10/12/15), Facebook tak menyertakan angka check-in pasti di objek wisata itu. Namun, rasanya cukup aman berasumsi jika pilihan Facebook ini sudah mewakili masyarakat Indonesia yang penggunanya ada sekitar 60 jutaan.
RECOMMENDED ARTICLE
- Dibesarkan di keluarga Yahudi, CEO Facebook kukuh bela Muslim
- Banyak remaja tak suka Facebook, tapi tetap menggunakannya
- Di Australia, Facebook bisa cegah seseorang untuk bunuh diri
- Facebook Live Video diprediksi akan berpengaruh untuk pemasaran
- Pakai algoritma baru, Facebook janjikan informasi 'hoax' berkurang