e-Commerce bantu dongkrak pendapatan iklan TV
Techno.id - Kondisi ekonomi nasional Indonesia yang tengah 'galau' di tahun 2015 berakibat pada perlambatan ekonomi. Hal itu juga menyebabkan belanja iklan melalui media televisi mengalami penurunan sepanjang tahun buku 2015 yang baru saja berakhir.
Dari data Adstensity 2015 bisa dipastikan bahwa belanja iklan TV tahun 2015 mengalami penurunan. Pada 2014 lalu pendapatan iklan TV menembus Rp 99 Triliun. Namun tahun ini hanya mencapai Rp 72,5 triliun atau mengalami penurunan sebesar 26,7 persen dibanding tahun lalu.
-
Dibanding ritel online lain, Tokopedia paling 'boros' beriklan di TV Sepanjang kuartal ketiga 2015 ini, belanja iklan Tokopedia mencapai 186,129 milliar.
-
Iklan apa yang paling sering muncul di tv selama tahun 2015? Survei yang dilakukan Adstensity menempatkan iklan Marjan Melon paling sering muncul di televisi menjelang bulan Ramadan.
-
Asosiasi digital akui susah hitung besaran iklan online di Indonesia Tidak seperti iklan TV, cetak, dan iklan outdoor. Iklan online memiliki sifat yang borderless hingga sulit untuk menghitung besarannya.
Seperti prediksi yang diungkap Adstensity bulan November lalu, pendapatan iklan TV ini jauh meleset dari yang ditargetkan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI). Persatuan itu memprediksikan belanja iklan TV nasional untuk tahun 2015 mencapai Rp 113,5 triliun. Dengan data riil 2015, target belanja iklan TV hanya tercapai 63,8 persen.
Penyebab dari penurunan belanja iklan bisa jadi karena memburuknya kurs tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada 2015 lalu. Akibatnya, sebagian besar industri terpaksa menghemat belanja iklan mereka. Hal ini nampak pada industri otomotif yang paling terpengaruh dengan situasi ini. Sebaliknya kondisi itu tak berlaku pada industri e-commerce yang justru mencuat pada 2015.
Menariknya, industri e-commerce sedang mengalami pertumbuhan pada tahun 2015 mempengaruhi belanja iklan di televisi. Para pemain di industri ini semakin bertambah dan mau mengeluarkan biaya pemasaran melalui iklan TV. Bila sebelumnya hanya ada Lazada dan Tokobagus, kini ada Tokopedia, Olx, Bukalapak, Blibli, MatahariMall, Traveloka, Trivago dan lain-lain.
Persaingan di antara brand-brand inilah yang menyebabkan belanja iklan sektor e-commerce tumbuh di 2015. Pemain baru di industri e-commerce menggebrak dalam pasar iklan e-commerce. Sebagai contoh MatahariMall.com (berdiri pada 17 Maret 2015) langsung menjadi pemain yang patut diperhitungkan.
Dalam rentang sembilan bulan belanja iklan MatahariMall.com menembus Rp 83,48 miliar. Meski demikian para pemain lama di sektor e-commerce seperti Tokopedia, traveloka atau OLX masih merajai belanja iklan TV sektor e-commerce. Ke depan dengan makin ketatnya kompetisi, belanja iklan sektor e-commerce akan naik.
Data yang diungkap Adstensity diolah berdasarkan rekaman semua iklan tvc di 13 stasiun tv nasional yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV,TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TV One, ANTV, KompasTV, Net TV, dan TVRI. Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (publish rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto.
RECOMMENDED ARTICLE
- Lampaui 1 juta unduhan, Shopee ingin bahagiakan anak-anak panti asuhan
- Bukalapak.com kasih gratis ongkos pengiriman di akhir tahun
- Tahun kedua, Elevenia optimis raih peningkatan penjualan 3 kali lipat
- Mau jual gadget bekas? Kunjungi saja 5 marketplace berikut
- Kaspersky: Penjahat cyber mulai mengintai konsumen belanja online