24 Smartphone asal Tiongkok diduga terkontaminasi pra-instal malware
Techno.id - Sebuah survei dari G DATA baru-baru ini menemukan bahwa sejumlah besar smartphone buatan produsen asal Negeri Tirai Bambu ternyata diduga terkontaminasi pra-instal malware dan spyware. Total ada 24 smartphone Android yang diduga terkontaminasi pra-instal malware.
Seperti dikutip dari Softpedia (4/9/15), kedua puluh empat smartphone itu antara lain: Xiaomi MI3, Huawei G510, Lenovo S860, Alps A24, Alps 809T, Als H9001, Alps 2206, Alps PrimuxZeta, Alps N3, Alps ZP100, Alps 709, Alps GQ2002, Alps N9289, Android P8, ConCorde SmartPhone6500, DJC touchtalk, ITOUCH, NoName S806i, SESONN N9500, SESONN P8, dan Xido X1111.
-
Samsung dan Oppo dituntut gara-gara bloatware merugikan Bloatware berbentuk pre-installed apps itu diklaim tak bermanfaat, tak bisa di-uninstall, serta membuat pemakaian data menjadi boros.
-
Adware yang bisa otomatis me-root Android sudah masuk Indonesia! Tak cuma itu, adware ini juga bersembunyi di balik aplikasi favorit user Indonesia, seperti WhatsApp, Candy Crush, dan Facebook.
-
Ironis, ponsel tiruan merek Xiaomi sangat banyak di Tiongkok! Yang menjadi korban tak hanya Xiaomi, tetapi juga Samsung.
Para peneliti dari G DATA menduga malware-malware yang terdapat pada smartphone Android tersebut sengaja dimasukkan oleh distributor bukannya produsen.
"Selain pendapatan yang diperoleh dari penjualan perangkat mobile, mereka (distributor) mencoba untuk meraup untung dengan mencuri data dari pengguna melalui pra-instal malware tersebut," jelas pihak G DATA.
Pihak G DATA sendiri yakin perusahaan tidak akan sembrono memasukkan pra-instal malware ke produk mereka, karena hal tersebut sangat mempengaruhi reputasi perusahaan yang berakibat pada hilangnya minat konsumen pada produk mereka.
Lebih lanjut, pihak G DATA menjelaskan bahwa kontaminasi pra-instal malware ini tersembunyi sebagai kode add-on pada aplikasi yang sah. Menurutnya, penempatan pra-instal malware di sana akan memudahkan distributor "nakal" dalam mengakses informasi pribadi dan mencuri data ponsel melalui koneksi internet karena biasanya area tersebut sangat jarang di sentuh oleh pengguna.
Pihak G DATA menambahkan bahwa data yang dicuri bisa saja digunakan untuk membajak akun media sosial atau email pengguna. Bahkan lebih buruk, data pengguna bisa disalahgunakan untuk penipuan.
Sayangnya, aplikasi yang telah terkontaminasi pra-instal malware ini tidak dapat dihapus karena masuk dalam bagian firmware smartphone. Kabarnya, jika ingin menghapus malware tersebut pengguna harus menghubungi vendor dan meminta mereka untuk membersihkan smartphone atau meminta smartphone pengganti.
RECOMMENDED ARTICLE
- Di US 80 persen pengguna Windows Phone beralih ke platform lain
- Pengguna Android ternyata lebih loyal daripada pengguna iOS
- Di kuartal kedua Google Play lebih unggul ketimbang App Store
- Daripada Android, pemakai iPhone ternyata lebih gemar upgrade ponsel
- Google putuskan berhenti iklankan 'download this app'