Ericsson habiskan Rp 71 triliun per tahun hanya untuk riset
Techno.id - Bicara soal 4G LTE, tentu bukanlah merupakan pekerjaan tunggal para operator telekomunikasi. Artinya, sebagus apapun jaringan yang dimiliki operator tetap akan percuma jika tak didukung dengan penyediaan jaringan yang memadai.
Sebut saja salah satu contohnya seperti Ericsson. Perusahaan penyedia jaringan asal Swedia itu mengklaim, pihaknya selalu menggelontorkan dana yang tidak sedikit setiap tahunnya demi pengembangan riset.
-
Optimalkan teknologi komunikasi, Ericsson rangkul 3 operator raksasa Tak hanya optimalisasi jaringan 4G, Ericsson juga mengaku melakukan pengembangan dan peningkatan performa kinerja jaringan 2G dan 3G.
-
Ericsson siap hadapi lonjakan penggunaan IoT Usaha ini adalah komitmen Ericsson untuk IoT.
-
Erajaya ingin menjadi pemain regional ASEAN "Kami optimistis bisa mencapai Rp 15 triliun di akhir tahun, karena pendapatan usaha di semester I saja mencapai Rp 8,6 triliun."
"Setiap tahun kami selalu mengeluarkan uang USD 5 miliar (Rp 71 triliun) untuk mengembangkan teknologi. Sebagian besar digunakan untuk survei pasar," Rustam Effendie, Strategic and Business Development Director Ericsson Indonesia.
Menurutnya, survei pasar ini harus dilakukan secara maksimal agar pihak perusahaan selalu memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Praktis, produk perusahaan pun pada akhirnya juga akan diminati karena memang dicari.
Di saat yang bersamaan, Rustam juga mengungkapkan hasil survei baru yang mengatakan bahwa sebanyak 18 persen konsumen Indonesia masih mengadopsi jaringan 3G. Menurut Rustam, performansi bersinggungan (layanan operator telekomunikasi dan konsumen) ini akan selalu menarik untuk diketahui.
"Jaringan ini tidak berdiri sendiri, tapi juga berhubungan dengan customer service dalam customer experience management," tambah Rustam.