Hacker Tiongkok retas data keamanan AS
Techno.id - Baru-baru ini dilaporkan jika Hacker Tiongkok telah meretas data keamanan milik AS. Dilansir dari WashingtonPost.com (12/06/15), mengatakan jika penyidik di AS sedang memeriksa dua serangan dunia maya yang terjadi secara terpisah.
Kedua serangan itu diyakini berasal dari Tiongkok dan berhasil mengakses data pegawai pemerintah yang ada dalam bank data pada Office of Personnel Management (OPM).
-
Sistem IT Biro Sensus Amerika Serikat diretas Anonymous Web server Biro Sensus Amerika Serikat berhasil dibobol oleh Anonymous. Mereka menggasak berbagai informasi penting terkait profil perusahaan.
-
Publikasikan email petinggi CIA, apa motivasi para hacker? Ya, kasus ini memang terjadi awal tahun 2015. Namun apa motivasi di balik kejadian tersebut? Siapa yang bakal jadi target berikutnya?
-
Jepang dan AS kerjasama melawan kejahatan cyber, Tiongkok curiga Amerika Serikat dan Jepang, ternyata sudah tiga tahun melakukan kerjasama mengamankan cyber mereka. Hal ini membuat Tiongkok curiga.
"Bank data Itu sangat sensitif dan memiliki banyak antarmuka di dalamnya," ucap seorang pejabat AS yang dikutip dari WashingtonPost.com.
Selain itu, penyidik AS juga mengatakan jika peretasan data rahasia itu ternyata lebih besar dari yang diperkirakan. Bahkan disebutkan jika bank data yang berhasil diretas bisa juga berisi data-data pegawai intelijen AS atau CIA.
Bank data memiliki banyak informasi pribadi pegawai pemerintah AS, termasuk riwayat keuangan, data investasi, data keluarga, kontak dengan pihak asing. Bahkan yang lebih detail seperti nama tetangga mereka.
Dari laporan tersebut, sebuah serikat pegawai pemerintah mengungkapkan para peretas berhasil mendapatkan informasi sensitif seluruh pegawai federal AS. Samuel Schumach, Juru Bicara OPM juga belum mengkonfirmasi saat ditanya apakah para peretas memang berasal dari Tiongkok.
"Ada keyakinan yang tinggi jika sistem OPM yang terdiri dari informasi berkaitan dengan penyelidikan latar belakang calon, mantan serta pegawai pemerintah federal saat ini masih aktif, dan bagi siapa penyelidikan latar belakang ini dilakukan, mungkin lolos dari peretasan," tandasnya.