Indonesia dan Belgia siap kerja sama teknologi ramah lingkungan
Techno.id - Kunjungan Putri Belgia, Astrid, dan sekitar 300 delegasi bisnis dari Belgia ke Tanah Air melahirkan sebuah peluang kerja sama baru antara Indonesia dan Belgia di bidang teknologi ramah lingkungan.
Menyampaikan pidato kunci dalam seminar bertajuk Belgium-Indonesia Cleantech Summit, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, memaparkan tiga fokus utama pemerintah Indonesia di bidang teknologi ramah lingkungan. Mereka adalah energi, sampah, dan ekowisata.
-
LIPI: Pemanfaatan biomassa di Indonesia masih belum maksimal Potensi biomassa di Indonesia masih sangat kecil dan belum dikembangkan secara maksimal.
-
Dicap sumber karbon, batu bara ternyata bisa dukung go green Banyak negara mulai beralih ke energi terbarukan, termasuk Indonesia dan Malaysia.
-
Sumber energi baru untuk masa depan Indonesia Banyak sumber energi baru yang bisa dimanfaatkan untuk menggantikan bahan bakar fosil.
"Pemerintah Indonesia telah memulai kebijakan penggunaan energi di mana penggunaan energi baru dan terbarukan ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025," Menteri Siti.
Indonesia saat ini, lanjut Siti, sebenarnya telah menjalankan beberapa program ramah lingkungan. Misalnya seperti bioenergi, biomassa, serta biodiesel yang memanfaatkan minyak kelapa sawit. Pengembangan energi biomassa sendiri telah dilakukan di beberap daerah seperti Madura, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Di sektor kebutuhan energi nasional, Menteri Siti juga menjelaskan fokus Indonesia dalam pengelolaan sampah menjadi salah satu sumber energi terbarukan. Caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi berbasis panas bumi (thermal-based) atau pirolisis untuk menghasilkan gas metana.
"Proses konversi limbah menjadi energi memiliki beberapa manfaat, antara lain mengurangi polusi, mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, dan mengurangi emisi gas rumah kaca," paparnya.
Kendati demikian, Siti menambahkan, Indonesia memiliki tantangan tersendiri. Khususnya ketika mengingat banyaknya timbunan sampah yang bisa mencapai 175.000 metrik ton per hari atau 64 juta metrik ton per tahun. Dari massa sebanyak itu, 96 persennya kembali ke tanah dan belum dapat terproses dengan baik, bahkan belum terurai.