Ini bukti nyata Google juga peduli pada isu kemanusiaan
Ilustrasi Google © 2015 Ken Wolter/ Shutterstock.com
Techno.id - Tahun lalu, Google diketahui telah meluncurkan sebuah program bernama Google Impact Challenge: Disabilities. Program ini khusus dilaksanakan oleh perusahaan yang berbasis di Mountain View itu untuk menyokong lembaga-lembaga non profit yang ingin melakukan penelitian terkait pengembangan teknologi bagi penyandang disabilitas.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin itu menyumbangkan dana sekitar USD 20 juta atau setara Rp263,6 miliar. Dana sebanyak itu kabarnya dibagikan Google.org, lembaga filantropi di bawah naungan Google kepada sekitar 30 organisasi non profit di seluruh dunia.
-
Google ajak peneliti universitas kembangkan proyek IoT Ini proyek kedua Google setelah tahun 2014 lalu berhasil dengan program Open Web of Things Expedition.
-
Ini kontribusi Google untuk perkembangan StartUp di Indonesia Google telah menyepakati permintaan dari Menkominfo agar bisa membantu startup Indonesia lebih banyak bermunculan. Berapa target per tahunnya?
-
Inilah orang-orang hebat yang ada dibalik kesuksesan Google Siapa saja mereka?
Salah satu organisasi non profit yang akan menerima sumbangan dari Google ini adalah The Center for Discovery and Perkins School for The Blind. Sebagaimana dilansir oleh TweakTown (14/4/16), sumbangan yang didapat akan digunakan lembaga untuk mengembangkan teknologi yang dapat membuat kursi roda bergerak secara mandiri dan bebas.
Selain itu, lembaga tersebut juga akan mengembangkan teknologi berupa aplikasi yang akan membantu tunanetra dapat menemukan jalur yang aman saat berjalan. Lalu, sebuah perangkat yang dapat membantu anak-anak dengan gangguan motorik pada kaki dapat belajar berjalan dan mengembangkan keyboard khusus untuk membantu penderita tunawicara berkomunikasi dengan baik dan lancar.
Google mengungkapkan jika penelitian ini nanti akan banyak dikembangkan dan disebarkan di negara-negara berkembang yang tercatat memiliki jumlah penderita disabilitas paling banyak yakni sekitar 90 persen.
RECOMMENDED ARTICLE
HOW TO
-
4 Tips menggunakan pengisi daya orisinil untuk membantu merawat masa pakai baterai ponsel
-
Cara melakukan panggilan suara dan video grup di WhatsApp
-
Cara mengatur batas pengisian daya baterai smartphone Android
-
Cara melihat waktu baca pesan di WhatsApp
-
9 Tips memaksimalkan rekaman audio cuma dengan menggunakan ponsel
TECHPEDIA
-
Telkomsel gandeng ZTE terapkan teknologi self-adaptive feedback untuk layanan jaringan dengan Hyper AI
-
Indosat luncurkan IM3 Platinum, wajah baru layanan pascabayar yang terintegrasi AI
-
Upgrade ponsel Android bakal lebih mudah berkat fitur baru ini, migrasi data nggak ribet lagi
-
8 Penyebab charger ponsel mudah panas, jangan pakai adaptor abal-abal
-
Suara canggih ChatGPT kini hadir di browser web, kamu bisa bicara dengan robot layaknya teman lama
LATEST ARTICLE
TECHPEDIA Selengkapnya >
-
![Telkomsel gandeng ZTE terapkan teknologi self-adaptive feedback untuk layanan jaringan dengan Hyper AI]()
Telkomsel gandeng ZTE terapkan teknologi self-adaptive feedback untuk layanan jaringan dengan Hyper AI
-
![Indosat luncurkan IM3 Platinum, wajah baru layanan pascabayar yang terintegrasi AI]()
Indosat luncurkan IM3 Platinum, wajah baru layanan pascabayar yang terintegrasi AI
-
![Upgrade ponsel Android bakal lebih mudah berkat fitur baru ini, migrasi data nggak ribet lagi]()
Upgrade ponsel Android bakal lebih mudah berkat fitur baru ini, migrasi data nggak ribet lagi
-
![8 Penyebab charger ponsel mudah panas, jangan pakai adaptor abal-abal]()
8 Penyebab charger ponsel mudah panas, jangan pakai adaptor abal-abal