Kemenristekdikti tak akan berhenti kembangkan teknologi tepat guna
Techno.id - Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) akan terus mengembangkan teknologi tepat guna untuk membantu para pengusaha kecil. Hal ini dikarenakan sebagian besar 'tulang rusuk' Indonesia ditopang oleh masyarakat kecil.
"Pembangunan ekonomi di masyarakat kecil harus ditata ulang supaya menjadi ketahanan ekonomi nasional karena 90 persen ekonomi Indonesia bertumpu pada ekonomi kerakyatan ini," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, Muhammad Nasir pada seminar nasional tentang pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Semarang, Jawa Tengah.
-
Inotek ajak masyarakat mengubah hidup lewat teknologi tepat guna Inilah inkubasi bisnis Tanah Air yang siap mewadahi beragam usaha, dari pertanian, energi terbarukan, hingga ekowisata.
-
Tahun 2019 sebanyak 350 inovasi teknologi siap 'dipinang' industri Kemenristekdikti targetkan 350 inovasi teknologi 'siap pakai' untuk menunjang perkembangan industri.
-
Menkominfo: Teknologi harus membawa banyak manfaat sosial Beberapa usaha di Tanah Air masih tradisional, Menkominfo ingin manfaatkan kemajuan teknologi demi tujuan sosial
Saat ini, teknologi tepat guna sudah diterapkan di wilayah Jawa Tengah, terutama di Solo. Solo sudah merasakan bagaimana nikmatnya menggunakan teknologi tepat guna, khususnya sektor industri pengelasan, pertanian, dan peternakan. Bahkan, dalam waktu dekat sektor industrinya akan diperluas hingga ke industri perikanan.
"Dalam waktu dekat ini kami juga akan melakukan ekonomisasi terhadap bahan bakar yang digunakan nelayan. Nanti akan ada alat yang namanya konverter, alat ini bisa menghemat antara 30-40 persen terhadap total bahan bakar yang digunakan agar nilai tambah nelayan semakin tinggi," katanya, seperti yang dikutip dari AntaraNews (18/01/2016).
Mengenai program yang digalakkan oleh Kemenristekdikti ini diharapkan ada sinergi yang baik antara perguruan tinggi, bisnis atau masyarakat, dan pemerintah. Dalam hal ini pemerintah harus menjembatani antara pengusaha dengan peneliti, kemudian barulah mereka bisa membicarakan tentang penerapan teknologi tepat guna di masyarakat kecil.