Lampu ini dapat menyala dengan segelas air dan dua sendok garam
Techno.id - Gemerlap cahaya lampu sepertinya belum tersebar secara merata di Indonesia. Mungkin beberapa kawasan di pelosok pulau masih gelap gulita. Untunglah ada lampu unik yang dapat menyala hanya bermodalkan segelas air dan dua sendok teh garam. Lampu yang dinamakan SALt (Sustainable Alternative Lighting) ini dapat menjadi solusi penerangan di kala matahari telah tertidur.
-
Sabun cuci piring ternyata bisa difungsikan jadi minyak tanah untuk lampu teplok, begini triknya Life hack-nya kreatif banget nggak sih?
-
Tak lagi pakai lampu minyak tanah, penduduk pedalaman lebih sehat Para peneliti telah berhasil menemukan sebuah lampu LED bertenaga bakteri bagi mereka yang tinggal di pedalaman.
-
Gadis asal Lampung ini berhasil ubah air laut jadi sumber listrik Hasil penelitian ini juga akan dipresentasikan di konferensi internasional di Jepang.
Walaupun hanya menggunakan bahan yang sederhana dan mudah didapat, namun lampu SALt diklaim dapat menyala hingga delapan jam sehari selama enam bulan. Luar biasa, lampu yang dibuat oleh seorang insinyur dan relawan Greenpeace bernama Aisa Mijeno ini sebenarnya didasari rasa iba melihat suku-suku asli Filipina yang hanya mendapat cahaya bulan ketika malam tiba.
Demi mewujudkan impian untuk mengentaskan kemiskinan cahaya, Aisa Mijeno mulai memutar otak dan mencoba memanfaatkan air asin yang melimpah. Air asin tersebut diproses sebagai sumber daya lampu SALt. Lampu tersebut dibuat dari baterai sel galvanik. Baterai ini terbuat dari larutan elektrolit yang murni dari air asin. Menurutnya, ini merupakan dasar dari energi terbarukan yang bakal mengubah sejarah dari suku-suku asli di Filipina, seperti yang dilaporkan oleh Gizmag (26/7/15).
Selain itu, lampu SALt diklaim mampu menghasilkan daya yang cukup untuk mengisi daya baterai smartphone melalui port USB pada sisi perangkat. Untuk memulai hari baru, Aisa memberikan kurang lebih 600 lampu SALt kepada suku asli Filipina. Ke depannya, lampu SALt akan diproduksi secara massal pada awal tahun 2016 mendatang.