Mengapa Go-Jek bisa tumbuh besar dan pesat seperti sekarang?
Techno.id - Fenomena kelahiran Go-Jek (juga layanan serupa lainnya) sebenarnya tak semata-mata karena adopsi smartphone di Indonesia makin tinggi. Namun, ada faktor lain yang mempengaruhi fenomenalnya kiprah Go-Jek, yakni belum optimalnya layanan transportasi massal di Indonesia.
Hal ini diungkap oleh Dwi Ardiantra Kurniawan, peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada Antara (20/11/15), ia berpendapat jika Go-Jek adalah pertanda bahwa masyarakat belum kepincut dengan layanan dan fasilitas transportasi umum.
-
Pemerintah 'restui' Go-Jek majukan transportasi Indonesia Pemprov DKI dan Transjakarta dukung Go-Jek jadi layanan transportasi massal se-Jabodetabek
-
Soal revisi UU, Pengamat: Jangan salahkan Ojek online Ojek online dinilai sangat memudahkan masyarakat
-
5 Drama transportasi sehari-hari, kini tinggal kenangan Warga perkotaan yang punya mobilitas tinggi pasti paham sama drama-drama ini.
"Berkaca dari Go-Jek, masyarakat menginginkan akses transportasi yang praktis dan efisien," paparnya.
Fenomena Go-Jek ini di sisi lain juga menjadi kritik bagi pemerintah agar mengadakan perbaikan layanan transportasi massal. Salah satu terapannya misalnya dengan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dan memberlakukan jadwal tiba dan keberangkatan yang tepat serta pasti.
"Meluasnya pengoperasian sekaligus peminat Go-Jek seharusnya disikapi sebagai momentum memperbaiki pelayanan angkutan umum," imbuhnya.
Terkait kontroversi Go-Jek, Dwi mengatakan bahwa baik Go-Jek maupun ojek konvensoinal sebenarnya sama-sama tidak memiliki legalitas secara hukum. Sebab, Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 2009 mengatur kalau angkutan umum hanya terbatas pada kendaraan roda empat dan lebih. Untuk itu, peran pemerintah untuk mengatur jelas dibutuhkan di sini, bukan malah membiarkannya.