Menkominfo tanggapi perkawinan Lazada-Alibaba
Techno.id - Lazada Group belum lama ini dikabarkan telah dicaplok Alibaba Group, perusahaan e-commerce asal Tiongkok. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memberikan tanggapannya terkait langkah korporasi yang dilakukan kedua perusahaan asing tersebut.
Menteri Rudiantara menilai kesepakatan yang dijalin Alibaba dan Lazada merupakan hal yang positif bagi industri e-commerce. Bahkan, ia menyatakan bahwa langkah Tiongkok itu menunjukkan Indonesia dianggap sebagai pangsa pasar yang besar bagi para pemain e-commerce.
-
Lazada dibeli perusahaan China Rp 13 triliun Kesepakatan ini melibatkan transaksi dengan nilai total investasi US$ 1 miliar setara Rp 13 triliun.
-
Akuisisi Lazada hanyalah sekelumit dari rencana besar Alibaba Tujuan akhir mereka mungkin adalah peningkatan revenue dan meraih gengsi lagi yang direbut oleh JD.com.
-
Penjualan Lazada di Asia Tenggara tembus USD 1,3 miliar Lazada kini resmi menyandang gelar sebagai salah satu destinasi belanja online terbesar dan terpopuler di Asia Tenggara
"Tergantung kita melihatnya seperti apa. Kalau menurut saya itu positif, raksasa dari Asia Utara, Tiongkok melihat Indonesia jadi pasar yang besar. Mungkin, Alibaba punya strategi untuk perluasan ke Indonesia sebagai raksasa Asia Selatan, bisa masuk secara langsung atau masuk melalui perusahaan yang sudah ada di sini," kata Rudiantara.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Tiongkok dan Indonesia diklaim memiliki kemiripan dan menunjukkan potensi besar untuk terus berkembang. Posisi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara membuat mata Tiongkok cukup perlu 'dijinakkan'.
"Intinya, Tiongkok melihat Indonesia sebagai kekuatan, setidaknya pasar e-commerce kita besar, apalagi (target) ekonomi digital e-commerce mencapai US$ 130 miliar pada tahun 2020, itu daya tarik yang luar biasa," jelas menteri yang biasa disapa Chief RA itu ketika ditemui tim Techno.id.
Chief RA menambahkan, Tiongkok bakalan menjadi raja di Asia utara dan Indonesia menjadi raja di Asia selatan. Hal tersebut terlihat dari nilai transaksi perdagangan barang tahun lalu kedua negara yang mencapai US$ 45 miliar.
Sebelumnya dikabarkan, Alibaba dan Lazada sudah sepakat untuk melakukan transaksi akuisisi yang membuat perusahaan asal Tiongkok itu memiliki saham mayoritas. Tak tanggung, nilai transaksi dari kedua perusahaan ini disebut-sebut mencapai nilai US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun.