Miris, Alibaba catat pendapatan kuartal terendah sepanjang sejarah
Techno.id - Thomson Reuters, seorang analisis bisnis baru-baru ini mengungkapkan jika Alibaba Group Holding Ltd telah membukukan catatan pendapatan kuartal terendah sepanjang sejarah. Perusahaan e-commerce raksasa asal Tiongkok itu dilaporkan hanya mampu memperoleh 26,6 persen pendapatan di kuartal terakhir 2015 lalu.
Reuters mengatakan jika capaian pendapatan kuartal ini masih jauh ketimbang capaian pendapatan kuartal yang diperoleh JD.com, perusahaan e-commerce baru Negeri Tirai Bambu. Seperti dilansir oleh NDTV (25/1/16), perusahaan yang kini juga mulai merambah pasar e-commerce Indonesia itu tercatat mampu membukukan pendapatan kuartal terakhir sebesar 47 hingga 51 persen.
-
6 Prestasi Lazada yang layak bikin Alibaba 'klepek-klepek' Mulai dari mencatat penjualan fantastis hingga menjadi rujukan para pemburu karir adalah nilai plus Lazada dibanding e-commerce lain.
-
Penjualan Lazada di Asia Tenggara tembus USD 1,3 miliar Lazada kini resmi menyandang gelar sebagai salah satu destinasi belanja online terbesar dan terpopuler di Asia Tenggara
-
Lazada dibeli perusahaan China Rp 13 triliun Kesepakatan ini melibatkan transaksi dengan nilai total investasi US$ 1 miliar setara Rp 13 triliun.
Tak hanya masalah pendapatan per kuartal, Alibaba kabarnya juga tercatat lemah soal total nilai barang yang dijual (GMV atau Gross Merchandise Volume) sepanjang tahun 2015 lalu. Hingga September 2015 lalu, nilai GMV Alibaba hanya tercatat mencapai angka 34 persen, sedangkan JD.com mencapai angka 82 persen.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa Alibaba mulai terlihat kehilangan pangsa pasar, salah satunya adalah masalah pemasaran. Raksasa e-commerce itu kabarnya kalah soal strategi pemasaran dari JD.com.
JD.com kabarnya telah lebih dahulu memfokuskan pasarnya di kota-kota besar Tiongkok seperti Beijing, Shanghai, Shenzzhen, dan Guangzhou. Selain itu, JD.com tercatat lebih ramah konsumen ketimbang Alibaba.
Hal ini terbukti dari banyaknya konsumen di Negeri Tirai Bambu yang kerap puas dengan jasa layanan antar cepat milik JD.com ketimbang jasa layanan Alibaba yang cenderung lambat. Selain itu, JD.com dinilai mementingkan kualitas dan menjamin kualitas barang yang dijual melalui situsnya, sedangkan Alibaba seperti diketahui kerap kecolongan menjual barang berkualitas jelek.
Nah, untuk mengatasi hal ini kabarnya Alibaba sudah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya adalah mengekspansi pasar yang belum digarap oleh kompetitornya itu dan melebarkan sayap hingga ke luar negeri terutama Amerika.
Apakah strategi dari Alibaba ini akan berhasil. Mari lihat saja hasilnya nanti!
RECOMMENDED ARTICLE
- Atasi peredaran barang palsu, Alibaba rekrut mantan pekerja Apple
- Berkah akhir tahun, Alibaba tak lagi di blacklist badan dagang Amerika
- Jelang tutup tahun, Alibaba beli surat kabar South China Morning Post
- Indonesia berencana buat market place sendiri yang mirip Alibaba
- Alibaba dan 175 juta situs sedunia masih gunakan Windows Server 2003