Peneliti: Indonesia bisa buat kapal bertenaga surya
Techno.id - Seorang peneliti arsitektur perkapalan asal Swiss Jeremie Lagarrigue mengungkapkan jika Indonesia berpotensi membuat kapal bertenaga surya. Ia menilai, iklim tropis dengan banyak sinar matahari setiap harinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan bakar penggerak kapal.
"Indonesia bisa segala macam, termasuk dalam sumber daya ramah lingkungan. Mungkin bisa membuat kapal menggunakan tenaga surya," ujar Lagarrigue sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (06/08/2015).
-
Mahasiswa ITS rancang kapal penumpang bertenaga surya, keren! Sekelompok Mahasiswa Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) membuat kapal penumpang bertenaga surya.
-
7 Jenis energi terbarukan, solusi berkelanjutan untuk masa depan Pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan penting juga untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
-
Indonesia lirik energi listrik tenaga angin, ini tantangan & solusinya Pemerintah menargetkan kenaikan tingkat elektrifikasi hingga 98 persen di 2019.
Lagarrigue, yang juga merupakan Pucuk Pimpinan Manajemen Hydros Innovation SA (perusahaan pembuatan kapal asal Swiss) menambahkan, berlimpahnya sinar matahari di Indonesia sangat bisa dijadikan sebagai sumber energi kapal. Jauh lebih banyak dibandingkan negara asalnya, Swiss.
"Di Indonesia berlimpah mataharinya. Sedangkan di Swiss hanya lima bulan ada matahari," terangnya.
Ia pun menyayangkan penggunaan sumber energi berbahan dasar fosil yang melimpah di Indonesia tidak dimaksimalkan. Padahal di negaranya, hampir setiap rumah memiliki panel surya untuk menampung sumber energi ramah lingkungan meskipun dengan kondisi sinar matahari yang minim.
Menanggapi hal tersebut, staf pengajar Program Studi Teknik Perkapalan Universitas Indonesia Dr Sunaryo menjelaskan bahwa UI akan menjalin kerja sama dengan pusat penelitian Hydros. Tentu saja, dari sisi transfer teknologi perkapalan yang dimiliki perusahaan asal Swiss tersebut.
"Maunya dia (Lagarrigue) seperti itu, dia akan bantu transfer teknologi. Karena Swiss itu unggul di tingkat kepresisian, teknologi tingginya, dan dia mau bantu Indonesia untuk ke sana (transfer teknologi)," jelas Sunaryo.
Ia menambahkan, kerja sama UI dengan Jeremie Lagarrigue bertujuan untuk mengembangkan kebutuhan sektor maritim Indonesia dengan teknologi dan pengetahuan dari Swiss untuk diaplikasikan di Tanah Air.
Sejauh ini, Hydros dikenal dengan rancangan kapal berkecepatan tinggi yang disertai dengan sumber daya ramah lingkungan melalui energi kinetis atau gelombang laut. Sedangkan Lagarrigue sendiri merancang sejumlah kapal yang dapat 'melayang' beberapa inci di atas permukaan air, menghemat konsumsi bahan bakar hingga 50 persen, serta bobot yang ringan.
RECOMMENDED ARTICLE
- NASA perpanjang kontrak penggunaan ISS ke Rusia senilai 6,6 triliun
- Sejauh mana perkembangan 'Silicon Valley' Indonesia?
- Xiaomi dan Huawei sukses 'curi' salah satu pasar terbesar Apple
- Implan mata bionik, wanita ini kembali melihat dunia
- Waspada, baterai perangkat mobile bisa ungkap informasi pribadi Anda