Regulasi ribet, Uber dan Lyft sepakat tinggalkan Austin
Techno.id - Jika Anda mengira bahwa layanan ridesharing seperti Uber dan Lyft di luar negeri baik-baik saja, maka anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Memang layanan tersebut sangat berguna bagi masyarakat modern, terutama di luar negeri yang masyarakatnya lebih open minded.
Namun seperti yang telah diberitakan oleh Engadget pada hari minggu (08/05/16) lalu, 2 StartUp yang dulu dikabarkan bersaing ketat ini justru mengeluarkan pernyataan yang sama. Uber dan Lyft mengancam bakal meninggalkan Austin, Texas, dan menutup semua layanannya di daerah itu.
-
Tak mau ketinggalan, pesaing UBER sepakat bentuk aliansi global Mereka adalah perusahaan yang merasa dirugikan dengan hadirnya layanan UBER.
-
Pemerintah mau atur ride-sharing, apa kata Uber? Uber: "Kami akan selalu mendukung selama memberi keuntungan bagi pengemudi dan penumpang kami."
-
Bersaing dapatkan penumpang online, begini caranya... Alih-alih menyebabkan kerusuhan dan merugikan masyarakat, Lyft gaet Waze agar bisa berikan layanan pada penumpang dan mampu bersaing dengan Uber.
Tentu saja pernyataan tersebut bukanlah sebuah kelakar, dan takkan terjadi jika tanpa sebab yang kuat. Namun 2 perusahaan besar tersebut mengatakan bahwa semua layanan dan operasinya di Austin akan mulai diberhentikan mulai tanggal 9 Mei 2016.
Pengunduran diri tersebut disebabkan oleh gagalnya negosiasi terkait regulasi ridesharing di Austin. Salah satunya adalah tidak setujunya masyarakat Austin dengan sistem transaksi berdasar penggunaan sensor sidik jari.
Sebenarnya, pemerintah setempat masih mempersilakan kedua StartUp tersebut untuk tetap tinggal dan melanjutkan negosiasi. Namun mereka bersikukuh, bahwa jika hukum dan perundangan di tempat tersebut sangat menyulitkan, maka mereka lah yang akan pergi meninggalkan Austin.