Selain software developer, profesi ini dicari industri e-commerce
Techno.id - Industri e-commerce kian melambung tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Maka tak heran, semakin banyak pelaku e-commerce yang juga mencoba mencari untung di industri tersebut. Saking banyaknya, hal tersebut secara otomatis juga ikut membuka lowongan pekerjaan. Lantas, profesi seperti apa yang belakangan ini diminati industri e-commerce?
Menurut Founder sekaligus CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky, tadinya orang-orang hanya mengira bahwa profesi terbaik dalam industri e-commerce adalah software developer, namun nyatanya ada profesi lain yang juga menjanjikan. Achmad Zaky menjelaskan bahwa untuk mengembangkan industri e-commerce maka para pelaku yang berkecimpung di industri tersebut juga harus memiliki yang namanya data scientist.
-
Bukalapak.com ingin tarik ibu-ibu online Harapannya, agar ibu-ibu yang melek internet bisa melakukan bisnis online sebagai pedagang bukan hanya sebagai pembeli.
-
Bukalapak.com: Dari ruko kecil, kini tuai 2 juta kunjungan sehari Ini dia pengakuan CEO Bukalapak.com, salah satu situs terpopuler di Indonesia.
-
Tak harus kerja kantoran, ini 5 pilihan karier lulusan baru yang fleksibel tapi bergaji tinggi Kerja yang menawarkan fleksibilitas kini jadi prioritas.
"Industri kita baru berumur 5 tahun, sekarang memang sedang happening. Banyak posisi bagus di industri ini. Kalau dulu orang tahunya developer doang, tapi sekarang data scientist. Data Scientist ini juga tak kalah hebat dengan developer. Mereka memiliki peran penting juga dalam hal mencari dan menerjemahkan data yang berguna untuk perusahaan," ujarnya, seperti yang disadur dari Merdeka (23/11/2015).
Mengapa profesi data scientist begitu penting? Menurutnya, data scientist sangat dibutuhkan oleh semua perusahaan besar, tak hanya startup saja. Pasalnya, profesi data scientist memiliki data-data khusus yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Bahkan, dengan adanya data scientist di Bukalapak.com, perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang menguntungkan hingga 20 persen.
"Perlu dan penting banget. Di Indonesia, yang kurang kuat itu. Kenapa saya bilang, karena para startup di Amerika dan negara-negara lain memperhatikan hal itu, sehingga proses backend tak menjadi masalah. Mereka bener-bener hitung itu berdasarkan dengan data. Bahkan perusahaan gede pun harus menerapkan data. Karena data ini fakta. Dengan data kita juga bisa memecahkan masalah dengan benar," kata dia.
RECOMMENDED ARTICLE
- Festival Belanja Online 2015 ajak konsumen belanja sambil donasi
- Alasan Ideosource tertarik investasi ke startup besar di Indonesia
- Cinta Indonesia? Beli produk handmade lokal berkualitas di sini dong!
- Menelusuri tiga tantangan utama pengembangan e-commerce di Indonesia
- Incar pasar anak muda, Elevenia optimis tingkatkan penjualan