Strategi Kemenristekdikti hadapi dana riset minim
Techno.id - Dikutip dari Merdeka.com (02/05/15), Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Nasir mengeluhkan jika anggaran riset negara hanya sebesar 0,09 persen dari pendapatan kotor negara. Namun, Nasir tetap optimis dan ingin hasil inovasi teknologi lebih maksimal.
"Anggaran riset teknologi tahun ini sekitar Rp. 4,55 triliun, kami akui itu masih rendah sekali. Tapi bagaimana pun anggaran riset itu harus dimaksimalkan," ujarnya dalam konferensi pers seusai upacara Hari Pendidikan Nasional 2015 di kantor Kemenristekdikti, Jakarta.
-
Menristekdikti siapkan dana berlimpah untuk genjot riset industri Pihak Kemenristekdikti telah menyiapkan banyak dana untuk menggenjot riset di sektor industri yang masih tercatat rendah.
-
Kemenristekdikti targetkan inovasi Indonesia tempati posisi 26 dunia Melihat potensi inovasi teknologi di Indonesia saat ini, Kemenristekdikti optimis Indonesia dapat tempati posisi 26 dunia di tahun 2019
-
Menristek: Indonesia terlalu banyak aturan Menristek akui inovasi teknologi di Tanah Air memang lambat karena terlalu banyak aturan
Nasir tetap memiliki ekspektasi tinggi yang sudah direncanakan dalam Rencana Strategis (Renstra) untuk jangka waktu lima tahun mendatang. Di antaranya adalah menargetkan indeks inovasi Indonesia di tahun 2019 mampu menduduki posisi 26 dunia dengan nilai 4,4. Selain itu, Nasir juga menargetkan 30 produk yang dapat diproduksi massal dari hasil penelitian.
"Target inovasi harus dipercepat untuk mengejar ketinggalan daya saing antar bangsa," ujar pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur tersebut.
Lebih jauh, Nasir melanjutkan bahwa ada dua cara untuk mewujudkan Renstra. Pertama adalah mendorong perguruan tinggi untuk menghasilkan tenaga terampil yang dibutuhkan oleh lapangan kerja. Kedua, menghasilkan inovasi yang memberikan manfaat ekonomis secara langsung bagi masyarakat.
"Harapan masyarakat terhadap perguruan tinggi semakin meningkat, maka mutu harus ditingkatkan," tutupnya.