Tahun 2016, remaja lebih pilih streaming daripada nonton TV
Techno.id - Beberapa tahun yang lalu, televisi menjadi hiburan favorit bagi kebanyakan orang di dunia. Namun, seiring berjalannya waktu daya tarik tayangan televisi sebagai hiburan utama bagi masyarakat perlahan memudar, khususnya bagi kalangan remaja.
Riset yang dikeluarkan Ericsson Consumer Labs menunjukkan remaja yang lahir di pertengahan tahun 1990-an yang sekarang berusia 16-19 tahun tak lagi suka menikmati tayangan televisi. Mereka disebutkan lebih gemar menonton lewat streaming online melalui perangkat mobile, baik tablet maupun smartphone.
-
Lambat laun televisi mulai 'ditinggalkan' para remaja di Indonesia Menurut survei yang dilakukan Crowd DNA, para remaja di Indonesia lebih sering mengakses informasi melalui smartphone ketimbang televisi.
-
Riset buktikan internet dan ponsel ubah gaya hidup manusia Ericsson: Smartphone yang terhubung dengan internet dapat dikomersialkan hingga mengubah gaya hidup ke arah yang lebih memudahkan
-
Berapa lama umumnya orang Indonesia nonton video dalam sehari? Jawabannya, sekitar 229 menit. Durasi itu bahkan lebih lama daripada rerata masyarakat global yang hanya 204 menit.
Penelitian yang dilakukan Ericsson Consumer Lab mengambil sampel dari hasil wawancara dengan 40 ribu responden di 24 negara. Hasilnya, 49 persen dari remaja yang berusia 16-19 tahun menghabiskan waktunya sekitar satu jam atau lebih setiap harinya untuk menonton konten yang tersedia di YouTube.
"Mereka ini generasi streaming natives. Mereka lahir di mana dunia digital berkembang dan streaming itu sudah semakin mudah," ujar Hardyana Syintawati, Vice President Marketing & Communication Ericsson Indonesia di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Perempuan yang biasa disapa Nana itu menyebutkan angka itu masih menunjukkan peningkatan yang pesat. Padahal di tahun 2011 persentase remaja yang menonton streaming masih berkisar di angka 7 persen saja. Angkanya disebutkan mengalami lonjakan jadi 20 persen di tahun 2015 dengan durasi menonton lebih dari tiga jam setiap harinya.
Tren menonton lewat perangkat mobile dan streaming telah diprediksi Ericsson bakalan booming. Bahkan, perusahaannya yang berasal dari Swedia ini menyebutkan sudah memiliki ramalan layanan streaming Netflix akan memasuki Indonesia dan memperkuat tren menonton lewat beragam layar.
"Akhirnya sekarang mulai kejadian di Indonesia. Dari yang tadinya cuma nonton di rumah dengan big screen kemudian lanjut di jalan dengan small screen di smartphone maupun tablet. Operator sudah harus menyiapkan jaringannya karena demand itu terus muncul," kata Nana.
Layanan telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE (long term evolution) yang mulai tersedia secara luas di tanah air diklaim Nana cukup berpengaruh pada gaya hidup masyarakat dalam menikmati hiburan yang ada melalui akses internet cepat yang disediakan operator.
RECOMMENDED ARTICLE
- Riset buktikan internet dan ponsel ubah gaya hidup manusia
- Percaya atau tidak, robot pintar akan mengambil semua pekerjaan Anda
- Tren berubah, wisatawan lebih takut tak bawa ponsel ketimbang deodoran
- Miris, 20 persen anak di Asia Tenggara lebih doyan main smartphone
- 90 persen pengguna smartphone pasti mengalami sindrom ini