Awas, jajanan yang dijual online saat ini ternyata banyak yang ilegal!
Techno.id - Kali ini nampaknya Anda yang doyan membeli jajanan secara online, terlebih jajanan yang berasal dari luar negeri dan belum tersedia secara resmi di Indonesia wajib berhati-hati. Pasalnya, baru-baru ini Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Alexander Sparringa mengatakan jika sebagian besar produk pangan yang diedarkan secara online tidak memiliki izin edar alias ilegal.
"Sebagian besar yang beredar di sana (internet) itu palsu, ilegal. Apalagi jajanan impor yang belum ada distributor resminya di Indonesia," ujarnya seperti dilansir oleh Antara (12/4/16).
-
Distributor gadget resmi gelisah, banyak smartphone tak berizin Peraturan untuk menindak toko online 'nakal' itu sudah ada, tetapi pemerintah belum bertindak tegas untuk menumpas pelanggaran tersebut.
-
Penjualan obat pun kini rambah ranah online Melalui layanan online, kini konsumen bisa membeli obat dengan mudah, cepat, dan hemat.
-
Makanan beku hasil UMKM tak perlu izin edar, ini penjelasan menteri Olahan pangan yang punya masa simpan atau kedaluwarsa kurang dari tujuh hari tak perlu izin edar BPOM.
Terkait peredaran jajanan online ilegal ini, Roy berharap pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika alias Kemkominfo dapat bertindak tegas dengan membuat peraturan penjualan produk pangan secara online. Roy menyebut, jika tidak ada peraturan jelas dari Kemkominfo maka pihaknya akan sulit mengawasi peredaran produk pangan secara online.
Ia mengungkap, para penjual jajajan ilegal itu bisa dengan mudah membuat akun media sosial atau situs web produk ilegal meski belum mendapat izin produknya aman untuk dijual. Selain itu, transaksi yang berjalan tanpa tatap muka juga cukup berisiko dan amat menyulitkan pengawasan peredaran makanan.
Kendati demikian, sebagai langkah awal memerangi peredaran jajanan ilegal secara online Roy menganjurkan kepada masyarakat untuk jeli dalam membeli produk-produk pangan yang dijual secara online. Ia mengatakan, "Yang terpenting masyarakat perlu diedukasi, masyarakat harus jeli."