3 Tweet yang mengubah hidup seseorang

3 Tweet yang mengubah hidup seseorang

Techno.id - 10 tahun sudah Twitter 'mengudara' di dunia maya. Kehadiran jejaring sosial itu ternyata membawa sejumlah perubahan. Tak hanya dari segi bagaimana manusia berkomunikasi, tetapi juga dalam hal lain.

Apa saja kebutuhan beberapa orang beruntung ini yang terpenuhi berkat Twitter? Tim Techno.id sudah merangkumnya dari BBC.com (21/03/16):

3 Tweet yang mengubah hidup seseorang

Bertemu dengan calon suami

Walau terbatas hanya 140 karakter, nyatanya sebuah tweet mampu menyatukan dua insan yang dulunya bahkan tak saling mengenal.

Cerita ini berawal ketika Sumita Dalmia membuka Twitter untuk berburu tiket Jazzoo, acara musik jazz tahunan yang waktu itu dihelat di Kebun Binatang Atlanta, Amerika Serikat. Ketika mengetikkan keyword 'jazzoo tickets' di kolom pencarian, ia menemukan tweet Anuj Patel yang menawarkan tiket ekstra untuk event yang sama.

Singkat cerita, Sumita langsung me-mention Anuj dan keduanya mulai berhubungan secara intens. Kini, keduanya telah bertunangan.

3 Tweet yang mengubah hidup seseorang

Melamar di Twitter

Beda cerita dengan Greg dan Stephanie Rewis. Keduanya sudah berpacaran serius. Bahkan, Greg sudah berniat untuk melamar kekasihnya lewat pesan instan.

Kendati sama-sama tertarik, Stephanie menunda pinangan Greg karena ia menilai cara Greg melamar seperti tak serius. Tiba-tiba, Greg mempunyai ide untuk mengirimkan sebuah tweet berisi lamaran untuk Stephanie. Sejurus kemudian, ia meminta Stephanie untuk me-refresh timeline Twitter-nya.

Peristiwa lamaran yang terjadi pada 2 Maret 2008 itu pun sukses. Namun tak cuma itu menariknya, lamaran Greg pada Stephanie tersebut tercatat sebagai lamaran pertama yang dilakukan di medsos bikinan Jack Dorsey cs.

3 Tweet yang mengubah hidup seseorang

Mendapat pekerjaan impian di Twitter

Sebelum menjadi jurnalis BBC, Marwa Mammoon cuma seorang ibu rumah tangga asal Mesir. Karena harus mengurus buah hati dan masih mengandung anak keduanya, ia terpaksa tak bisa berpartisipasi di demonstrasi publik ketika revolusi Mesir terjadi pada 2011 silam. Walau hanya berada di rumah, ia terus menulis dan memublikasikan karyanya, utamanya soal perlakuan tak layak terhadap wanita di kawasan Arab.

Saat ia membuat akun Twitter, betapa kagetnya Marwa kalau dirinya ternyata masuk ke daftar wanita paling berpengaruh di daerah Arab. Selang waktu berselang, ia bahkan mendapat tawaran untuk bergabung dengan sejumlah partai politik Mesir.

Namun, ia akhirnya bergabung dengan situs media sebagai pemimpin redaksi, setelah mengirimkan tweet di atas yang lebih kurang artinya, "Saya butuh pekerjaan tanpa bos. Pekerjaan yang bisa menebar harapan. Saya butuh pekerjaan." Tak lama, ia hijrah ke Amerika Serikat sampai bisa bekerja untuk BBC.

(brl/red)