4 Fakta dan mitos baterai smartphone, fakta nomor tiga sering diabaikan

4 Fakta dan mitos baterai smartphone, fakta nomor tiga sering diabaikan

Techno.id -

Daya tahan baterai smartphone adalah salah satu keluhan terbesar dari para pengguna saat ini. Meskipun ada beberapa perangkat entry-level dan kelas menengah yang berfokus pada daya tahan baterai yang kuat, smartphone flagship sebagian besar berfokus pada pengintegrasian CPU yang kuat, layar resolusi tinggi yang luar biasa, dan pengalaman kamera yang lebih baik.

Nah dengan kekhawatiran yang berpusat pada daya tahan baterai, beberapa rumor palsu dan fakta serta mitos baterai smartphone beredar di kalangan pengguna. Meskipun teknologi pengisian daya ponsel pintar telah berkembang dengan Quick Charge dari Qualcomm dan teknologi eksklusif seperti Dash Charge dari OnePlus, perkembangan teknologi baterai ponsel pintar tetap stagnan sejak peralihan ke teknologi Lithium-Ion (Li-Ion).

Sekarang, masih ada beberapa mitos seputar baterai lithium-ion yang dipercaya pengguna awam. Misalnya, haruskah selalu mengosongkan baterai sepenuhnya dan kemudian mengisinya hingga 100%? Dapatkah aplikasi penghemat baterai meningkatkan masa pakai baterai?

Dalam artikel ini, Techno.id membuat daftar beberapa mitos popular yang terkait baterai smartphone dan menunjukkan fakta-fakta yang sebenarnya,

Mitos baterai smartphone

4 Fakta dan mitos baterai smartphone, fakta nomor tiga sering diabaikan foto: freepik/lashkhidzetim

1. Lebih baik mengisi daya smartphone setiap saat dari nol hingga 100% untuk menjaga masa pakai baterai

Ini adalah anggapan yang salah. Baterai Li-ion modern sangat bagus dalam hal kalibrasi dan karenanya sebagian besar dapat diisi sesuai dengan kebiasaan pengisian daya kamu. Sebaiknya kalibrasi baterai setelah pembaruan OS besar.

2. Mengisi daya smartphone secara berlebihan dapat membahayakan baterai hingga merusaknya

Salah. Memang disarankan untuk mengisi daya ponsel hanya sampai tingkat tertentu. Setelah baterai ponsel kamu terisi hingga 100%, pengisi daya akan mati secara otomatis. Teknologi baterai kemudian cukup pintar untuk mengetahui dengan tepat kapan harus memulai kembali koneksi pengisi daya.

3. Semua aplikasi penghemat baterai membantu menghemat baterai

Ini adalah kesalahpahaman besar lainnya. Sebagian besar aplikasi penghemat baterai pada dasarnya adalah pembunuh aplikasi yang menghentikan aplikasi secara acak di latar belakang.

Aplikasi penghemat baterai ini mungkin menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaatnya. Hal ini terjadi karena CPU wakelock terganggu hanya untuk memulai aplikasi lagi setelah ditutup penghemat baterai.

Namun, ada beberapa aplikasi luar biasa seperti Greenify yang secara teoritis bekerja dengan cara yang berbeda bergantung pada hibernasi aplikasi dan dengan demikian membantu meningkatkan kinerja secara keseluruhan serta mengurangi beban pada baterai.

4. Aplikasi penghemat baterai tertentu dengan 'penguat pengisian daya' membantu mengisi daya perangkat lebih cepat

Salah. Tidak ada aplikasi yang dapat mempercepat pengisian daya secara signifikan. Ini adalah fitur yang bergantung pada perangkat keras yang tidak dapat ditiru. Satu-satunya cara yang memungkinkan adalah jika aplikasi tersebut menutup aplikasi yang boros sumber daya di latar belakang.

4 Fakta dan mitos baterai smartphone, fakta nomor tiga sering diabaikan

Mitos dan fakta baterai smartphone

Fakta baterai smartphone

4 Fakta dan mitos baterai smartphone, fakta nomor tiga sering diabaikan foto: freepik/vlarvix

1. Panas yang berlebihan berbahaya bagi baterai smartphone

Usahakan agar ponsel kamu tetap dingin setiap saat. Alasan kamu disarankan untuk tidak menggunakan pengisi daya pihak ketiga juga sama, karena dapat menyebabkan panas yang berlebihan, dan pada gilirannya, membahayakan perangkat kamu.

2. Output ampere pengisi daya penting

Apakah pembuat smartphone kamu menawarkan pengisi daya output tinggi atau tidak, juga bisa memberikan dampak yang besar. Sebagai contoh, Apple iPhone 6/6S memiliki dukungan untuk pengisian daya AC hingga 2,1 Ampere, tetapi dibundel dengan adaptor 1A yang sangat kecil.

Dalam kasus seperti itu, beralih ke pengisi daya yang lebih tinggi (bermerek) dapat membantu meningkatkan waktu pengisian daya secara signifikan. Namun demikian, ingatlah untuk memeriksa perangkat kamu dengan cermat untuk mengetahui dukungannya.

3. Untuk mengisi daya perangkat lebih cepat, hindari menggunakannya saat dicolokkan, atau lebih baik lagi matikan saja

Secara logika, perangkat akan mengisi daya lebih cepat saat dalam mode penerbangan dengan pembuangan panas yang lebih sedikit. Kamu juga dapat mematikan perangkat untuk mendapatkan daya ekstra. Selain itu, jika kamu mengisi daya dari sumber daya USB seperti laptop, lebih baik matikan ponsel untuk mendapatkan daya yang cukup.

4. Memilih powerbankyang sesuai

Saat ini hampir semua smartphone hadir dengan baterai yang tidak dapat dilepas. Karena itu memiliki powerbank adalah keputusan paling logis untuk membantu masalah daya baterai. Saat mencari powerbank terbaik, carilah yang memiliki output daya yang lebih tinggi (sebaiknya >=2A seperti adaptor AC) karena, tidak ada dari kita yang ingin ponselnya terus terhubung ke powerbank sementara butuh waktu lama untuk mengisi ulang daya.

(brl/red)