Asus pede luncurkan produk baru ditengah prediksi melorot pasar tablet
Techno.id - Kabar soal menurunnya pasar tablet di seluruh dunia tampaknya tak mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan pembuat perangkat mobile tersebut. Vendor asal Taiwan Asus misalnya yang masih berani memasarkan tablet terbaru buatannya di tengah banyaknya prediksi penurunan penjualan tablet.
Kabar dari prediksi penjualan tablet turun memang kita dengar. Menurut kami yang terjadi bukan penurunan penjualan, tapi lebih ke pasar yang sudah lebih stabil daripada sebelumnya yang meningkat secara drastis, kata Pratiwi Winata, Tablet Product Manager Asus Indonesia.
-
Popularitas tablet menurun, vendor siapkan manuver baru Banyak vendor gadget mulai memutar otak untuk memasarkan tablet mereka karena permintaan pasar tablet sedang mengalami pasang surut.
-
Ini penyebab penjualan tablet kian lesu Akan tetapi, analis juga memprediksi kalau tren negatif ini mungkin saja bakal berubah berkat strategi baru yang coba diterapkan vendor tablet.
-
Pasar tablet dunia melemah, Indonesia masih bergairah IDC: "Pasar tablet Indonesia masih akan terus tumbuh hingga tahun 2018 mendatang."
Hal tersebut diamini Rex Lee selaku APAC General Manager Asus. Ia menyebutkan kondisi terkini pasar tablet yang dihadapi lebih stabil daripada di fase awal ketika produk ini meramaikan pasar perangkat mobile di seluruh dunia. Meski begitu, Asus tetap optimis perangkat tablet masih memiliki peminat yang perlu dilayani.
Permintaan pada perangkat tablet masih ada, bahkan mungkin sekarang peminat tablet sudah lebih spesifik karena kecenderungannya yang beli tablet ialah pemilik tablet sebelumnya. Mereka perlu perangkat lebih baik secara kualitas dan spesifikasi, ini peluang bagi kami menjawab kebutuhan pasar, ujar Rex Lee sewaktu dijumpai tim Techno.id.
Di acara peluncuran seri terbaru tabletnya, Asus memaparkan bahwa penjualan perangkat tablet miliknya masih tetap tumbuh secara signifikan. Pertumbuhan yang didapatkan Asus secara tahun ke tahun dari tahun 2014 ke 2015 diklaim mencapai angka 386 persen.
Secara kondisi pasar kita melihat permintaan untuk perangkat tablet masih ada, di Indonesia orang masih cukup banyak orang beli tablet. Potensi pasar juga masih ada, kita mendapatkan pertumbuhan tinggi kok. Sekarang kita kan masih nomor tiga, maunya bisa jadi nomor dua atau nomor satu, tandas Pratiwi.