Benarkah benda hasil 3D printed aman dan ramah lingkungan?
Techno.id - Teknologi 3D printing telah banyak diterapkan di seluruh dunia dewasa ini. Bahkan, Filipina telah berhasil membuat sebuah hotel dengan teknologi 3D printed. Namun benarkah materialnya aman dan ramah lingkungan?
Sebuah studiu pun dilakukan demi meneliti lebih jauh tentang 3D printed. Seperti yang telah diberitakan oleh Popular Science pada hari Selasa (10/11/15), kandungan pada objek 3D printed ternyata telah meracuni embrio ikan zebra.
-
Seberapa penting teknologi 3D untuk menyelamatkan hewan Walaupun teknologi ini menjadi penting, tetap yang terpenting adalah kesadaran manusia itu sendiri.
-
Printer 3D portabel ini bisa cetak benda dari smartphone Printer 3D portabel bernama OLO ini bisa mencetak benda dari smartphone Android, iOS, dan Windows.
-
Peneliti kembangkan printer 3D untuk cetak beragam peralatan medis Dengan teknologi 3 dimensi, beragam peralatan medis seperti kateter mudah dibuat sesuai dengan kebutuhan.
Hasil studi tersebut bahkan telah dipublikasikan minggu lalu pada jurnal Environmental Science and Technology Letters. Bagaimana kronologi kejadiannya?
Tahun lalu, para peneliti di University of California Riverside membeli sebuah printer 3D. Printer tersebut memang digunakan untuk membantu penelitian mereka tentang embrio ikan zebra. Namun ternyata, embrio yang sedang mereka kembangbiakkan tersebut mati akibat bahan kimiawi.
Penyelidikan pun dilakukan, bahan kimia mana yang menyebabkan embrio mati. Akhirnya, penelitian tersebut membuahkan sebuah hasil yang cukup mengejutkan. Embrio ikan zebra tersebut mati, atau lahir dengan kondisi cacat setelah terkena material 3D printed.
Memang hingga kini, material yang digunakan untuk 3D printed belum diregulasi secara spesifik. Jika ternyata tak aman bagi embrio ikan zebra, tak menutup kemungkinan material tersebut juga akan membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia.