Benarkah meditasi malah membuat efek lebih merusak?
Techno.id - Pada umumnya meditasi adalah upaya manusia dalam penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral. Sedangkan manfaat yang didapat dari kegiatan meditasi pada umumnya adalah kedamaian batin.
Namun kelompok riset dari Universitas Converty di Inggris tampaknya memiliki tanggapan yang berbeda, di mana tanggapan tersebut dituangkan ke dalam sebuah karya berjudul "The Buddha Pill: Can Meditation Actually Change You?"
-
Ini alasan mengapa meditasi penting untuk kesehatanmu Meditasi memiliki banyak manfaat.
-
6 Manfaat meditasi saat pandemi corona Jika kamu mau rutin melakukan meditasi, jasmani dan rohanimu akan sehat
-
Ini penjelasan ilmiah saat suntuk baiknya liburan di alam terbuka Penyegaran pikiran bukan isapan jempol belaka.
Seperti dikutip Cnet (24/05/2015), Miguel Farias selaku pemimpin riset dan ahli ilmu psikologi mengaku telah menghabiskan 20 tahun untuk melihat segala bentuk meditasi transendental dan metode meditasi lainnya. Dalam pengamatannya, Farias menemukan bahwa meditasi kadang-kadang justru menimbulkan efek yang lebih merusak.
Farias berasumsi, "Bagaimana cara Anda untuk dapat membuat diri Anda sendiri dapat melihat ke dalam (hati) dan mengubah presepsi atau realitas tanpa menimbulkan efek samping yang potensial?," ujarnya kepada media Times.
Rekan penulisnya, Catherine Wikholm dalam karyanya juga menjelaskan, 63 persen dari orang yang telah melakukan meditasi justru menderita karena efek samping psikologi yang ditimbulkan. Kebingungan dan deperesi adalah salah satu contohnya.
Di dalam karyanya, kota besar California di Amerika Serikat di ambil sebagai sampelnya, di mana mereka (penulis) menganggap bahwa kota tersebut penuh dengan hal-hal yang dapat membawa kebahagiaan. Selama 15 tahun tinggal dan mengamati, mereka menemukan sebuah fakta bahwa aspek kesedihan akan tetap terjadi meskipun di kota yang penuh dengan hiburan.
Karya berupa buku tersebut juga mengingatkan, orang-orang yang mungkin 'dibutakan' oleh transendesi (meditasi) harus menyadari bahwa realita yang lebih baik bisa saja datang menghampiri di saat realita buruk sedang terjadi.
Salah satu contohnya adalah seorang narapidana di California yang tengah melakukan aktivitas Yoga. Karya tersebut mengungkapkan bahwa dengan dipenjara, narapidana justru menjadi lebih disiplin, suasana hati lebih tenang, serta tingkat stres yang berkurang. Namun apakah mereka menjadi kurang agresif? Tidak!, jawab karya tersebut.