CEO Facebook dan CEO Twitter jadi target teror ISIS selanjutnya?
Techno.id - ISIS mengamuk lagi. Kali ini, bukan warga biasa yang jadi sasaran, tetapi duo CEO media sosial populer dunia, yakni Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey. Alasan grup militan itu menyasar CEO Facebook dan Twitter ialah karena banyak akun-akun afiliasi mereka yang dimusnahkan.
Mengutip dari Vocativ.com (24/02/16), ISIS mengunggah video propagandanya berdurasi 25 menit di platform Telegram. Dalam video berjudul 'Flames of the Supporters' itu, tampak potret wajah Zuck dan Dorsey yang seperti sudah tertembak peluru. Di akhir video tersebut, ada juga ancaman yang ditujukan pada si duo founder.
-
Mengapa media sosial seolah tak mampu menghalau gerak ISIS? Dalam memerangi ISIS di media sosial, Facebook dan Twitter mendapat dukungan dan kritik yang berimbang
-
Twitter klaim telah hapus 125 ribu akun yang berhubungan dengan ISIS Pihak Twitter bahkan berencana mengajak kerja sama penegak hukum untuk mengatasi perkembangan akun bermuatan konten terorisme.
-
Lanjut perang, hacker Anonymous klaim lumpuhkan 5500 akun Twitter ISIS Anonymous benar-benar perangi ISIS sesuai janjinya.
"Kalian mengatakan setiap harinya sudah men-suspend banyak akun kami, pada Anda kami menjawab: 'apakah itu saja yang kalian bisa?' Kalian tak sebanding dengan kami. Kalau kalian menutup satu akun kami, kami akan melahirkan 10 lagi dan nama besar kalian akan musnah setelah kami menghapus situs kalian," papar teks di video tersebut.
Sebelumnya, Twitter mengklaim sudah memblokir 125 ribu akun yang mempromosikan aksi terorisme dan terkait dengan ISIS. Facebook juga melakukan hal yang sama dengan tidak mendukung bentuk teror apa pun hingga melarang teroris menggunakan platformnya.
RECOMMENDED ARTICLE
- Kenapa tidak ada tombol Dislike di Facebook Reactions?
- Fitur GIF di Twitter pun sambangi user Indonesia, ini tips memakainya
- Snapchat akhirnya terapkan sistem penghitung iklan yang lebih akurat
- Instagram makin penuh dengan iklan, advertiser-nya sudah 200 ribuan!
- Jack Dorsey: Semoga hubungan Twitter dan Indonesia langgeng