FingerReader: Inovasi teknologi untuk tunanetra
Techno.id - Maraknya inovasi terhadap teknologi ternyata tidak hanya melulu ditujukan bagi konsumen 'normal', konsumen yang berkebutuhan khusus pun saat ini sudah bisa menikmati canggihnya teknologi. Melalui inovasi yang dilakukan oleh MIT Media Lab, diciptakan sebuah perangkat prototipe yang dapat memungkinkan tunanetra membaca dengan jarinya tanpa harus belajar Braille.
FingerReader adalah nama dari perangkat yang mengusung konsep "text to speech" (konsep yang biasa digunakan oleh orang dengan keterbatasan penglihatan dalam membaca file PDF dan email dari komputer). Para peneliti menyebutkan bahwa performa perangkat ini sangat bergantung pada sensor kamera dan algoritma terkait.
-
5 Tahun terakhir ada 5 inovasi yang buat tunanetra "melek" teknologi 5 tahun belakangan, beberapa teknologi bermunculan terlebih untuk membantu mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan atau tunanetra.
-
Begini cara kerja iBlind, HP khusus tunanetra karya mahasiswa UGM Hanya butuh waktu kurang dari lima detik software ini bekerja mengubah teks SMS menjadi bentuk braille.
-
Inspiratif! Anak-anak muda Indonesia ciptakan teknologi untuk difabel Inovasi yang dihasilkan anak Indonesia tidak pernah ada habisnya.
Ketika pengguna meletakkan jarinya pada barisan sebuah kalimat, algoritma akan membuat beberapa dugaan tentang kalimat yang sedang dipindai berdasarkan kepadatan katanya. Hal ini juga yang memungkinkan FingerReader membatasi tebakan dan melacak kalimat yang sedang dipindai, untuk kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk audio.
Saat ini prototipe FingerReader masih terhubung dengan laptop untuk mendukung performa perangkat ini. Namun, tim saat ini sedang mengembangkan versi software open source yang bisa menghubungkan FingerReader ke ponsel Andorid.
"Sejak kami memutuskan untuk memulai proyek ini. Kami mendapat banyak email dan permintaan dari banyak organisasi, bahkan juga dari orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, termasuk anak yang menderita disleksia," tutup Roy Shilkrot, mahasiswa pascasarjana MIT yang termasuk dalam bagian tim peneliti ini.