Geoffrey Hinton cabut dari Google, ungkap dampak AI di masa depan
Techno.id - Teknologi AI dalam kurun waktu terakhir begitu pesat melakukan perkembangan. Sebut saja ChatGPT sebagai salah satunya yang menghebohkan. Hanya perlu memasukkan perintah, dalam hitungan detik informasi yang diminta akan dipaparkan.
Namun fenomena penggunaan AI dalam kemajuan teknologi tak terlepas dari seorang nama yang berperan sebagai pionirnya. Ia adalah Goeffrey Hinton. Beberapa media luar bahkan menjulukinya dengan istilah "the Godfather of AI'. Setelah menjalani hari-harinya sebagai petinggi Google, tetiba Hinton menyatakan pengunduran dirinya dari perusahaan tersebut.
-
Mengenal Perplexity AI, alat penelusuran Google bertenaga AI yang bisa digunakan untuk membuat konten Sudah selesai dengan Google? Ingin mencoba sesuatu yang baru dan bertenaga AI?
-
5 Fakta yang perlu kamu ketahui tentang Google Gemini, penantang Copilot dan ChatGPT Gemini disebut-sebut sebagai rangkaian alat AI paling kuat dari Google
-
ChatGPT merilis mesin pencari, genderang perang dengan dominasi Google sedang ditabuh Sebagian besar fokus mesin pencari ChatGPT ada pada kemampuan alat untuk memberikan informasi real-time
In the NYT today, Cade Metz implies that I left Google so that I could criticize Google. Actually, I left so that I could talk about the dangers of AI without considering how this impacts Google. Google has acted very responsibly.
Geoffrey Hinton (@geoffreyhinton) May 1, 2023
Hal itu dapat diketahui dari unggahan melalui akun Twitter. Disebut bahwa alasan dibalik tindakannya tersebut karena kekhawatirannya soal bahaya AI. Ia juga menambahkan jika pengunduran dirinya dari Google agar dirinya jauh lebih leluasa untuk berbicara soal bahaya AI tanpa berimbas terhadap perusahaan lamanya itu.
Techno.id telah menghimpun dari berbagai sumber pada Rabu (3/4), berikut kurang lebih 3 ramalan Geoffrey Hinton soal bahaya AI di masa depan.
foto: pexels.com/cottonbro studio
Dikutip dari SCRIPPNEWS dalam wawancaranya bersama Times, Geoffrey menyampaikan kalau orang awam nantinya tidak bisa lagi mengetahui mana yang benar. Ini tentu sangat masuk akal mengingat banyak sekali teknologi AI yang sering membuat konten palsu. Seperti foto atau video tokoh publik yang menyatakan suatu kontroversi yang ternyata rekayasa AI. Hal tersebut pastilah sangat merugikan.
Selanjutnya mketenagakerjaan. Nanti AI jika terus semakin masif akan berpengaruh pada ketersediaan lapangan kerja dan intelegensia manusia. Geoffrey bahkan merekomendasikan jika seharusnya para pembuat teknologi AI tidak perlu meningkatkan kemajuan dahulu jika belum mengerti cara untuk mengendalikannya.
Dan yang terakhir merupakan pernyataanya jika AI bisa mengancam keselamatan dan kebebasan masyarakat. Geoffrey Hinton percaya jika perkembangan AI dapat mengubah masyarakat pada tatanan yang sepenuhnya tidak akan bisa dipahami oleh akal sehat manusia. AI bisa berdampak buruk bagi umat manusia. Ia menambahkan jika ketimbang imajinasi pengambil alihan robot terhadap peradaban manusia, AI jauh lebih mengerikan.
RECOMMENDED ARTICLE
- Microsoft Designer sudah tersedia dalam public preview, bisa bikin desain dibantuin AI
- Cara mudah menggunakan Character AI, chatbot AI yang bisa bikin baper
- Ingin pakai ChatGPT tapi lewat video call? Ini cara kerja Call Annie yang sudah tersedia di iOS 16
- Jungkook BTS dan Ariana Grande nyanyikan lagu hits Tanah Air berkat AI, warganet: kok bisa ya?
- Kisah dramatis berakhir tangis, seorang pria di California ditolak cintanya oleh AI