Ini strategi teraman bagi startup e-commerce untuk masuki pasar ASEAN
Techno.id - Cukup padatnya pasar Asia Tenggara - dengan pelbagai startup yang menawarkan inovasinya tersendiri - membuat startup yang baru berencana menyusup ke sini harus mempunyai langkah jitu. Terapan dari strategi itu bisa jadi ialah dengan menyiapkan dana investasi yang besar. Namun di samping itu, ada juga hal lain yang mungkin layak diterapkan.
Menurut Tesong Kim, CEO VIP Plaza, salah satu caranya ialah dengan melokalkan produk buatannya. Ia lalu mengambil Coupang, sebuah startup e-retailer yang baru saja disuntik dana sekitar Rp15 miliar dari SoftBank Ventures tahun ini, sebagai studi kasus.
-
Startup Korea Selatan dan Jepang sibuk rebutan lahan di Asia Tenggara Akan tetapi, startup asal Negeri Ginseng dikatakan lebih agresif.
-
Dari 5 startup yang diinvestasi East Ventures, satu mati CEO East Ventures: "Kesuksesan startup di Indonesia ada pada founder, bukan pada investor"
-
Ini dia yang harus diperhatikan pendiri startup Tidak hanya di Indonesia saja bisnis startup yang bertumbuh pesat. Di Silicon Valley yang menjadi pusat teknologi juga demikian.
Tesong pun berpesan seandainya Coupang ingin masuk ke pasar ASEAN, "Kalau mereka menyasar sejumlah negara baru sekarang, mereka harus menginvestasikan di banyak hal: produk, pergudangan, pemasaran, dan akuisisi pelanggan."
Selain itu, strategi lainnya yang sangat bisa untuk diaplikasikan ialah dengan proses akuisisi.
"Strategi yang lebih baik adalah membeli semua saham sejumlah pemain lokal. Ini tak cuma lebih mudah, tetapi juga lebih murah," terang mantan orang dalam Rakuten itu seperti dilansir oleh KoreaHerald.com (16/09/15).
Dilihat dari kacamata obyektif, pasar e-commerce Asia Tenggara sudah dihuni pemain-pemain besar. Mereka adalah Lazada, Elevenia, Rakuten, juga VIP Plaza yang kini dipimpin oleh Tesong Kim. Dengan begini, apakah Anda setuju dengan saran dari Tesong di atas?