Jejak karbon pada AI jadi ancaman baru untuk lingkungan
Techno.id - Beberapa tahun terakhir perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mencapai kemajuan yang luar biasa. AI generatif seperti Chat GPT telah muncul dengan kemampuan menghasilkan teks dan konten dengan kualitas yang menakjubkan.
Namun, dibalik kemampuan AI ini, terdapat dampak negatif yang masih kurang disadari berbagai pihak. Yaitu dampak terhadap lingkungan berupa jejak karbon yang dihasilkan.
-
5 Potensi bahaya terbesar ketika AI semakin canggih, waspadai data pribadi Kemajuan AI membawa banyak manfaat, tetapi juga membawa bahaya besar yang perlu diperhatikan
-
5 Kelebihan dan kekurangan ChatGPT dari OpenAI, mudah digunakan tapi kurang update ChatGPT adalah platform kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI.
-
7 Dampak ChatGPT bagi dunia pendidikan, penggunaan perlu lebih diperhatikan Penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan tentu memiliki dampak positif dan negatif.
Techno.id sudah merangkum dari Gizmodo tentang dampak lingkungan yang disebabkan I generatif, termasuk Chat GPT. Meskipun AI generatif terlihat tidak menghasilkan polusi fisik seperti pabrik dan kendaraan bermotor, nyatanya energi yang digunakan untuk melatih dan menjalankan model-model ini sangat besar.
foto: freepik.com
Proses melatih AI generatif melibatkan mekanisme data dan sistem coding yang sangat intensif. Sehingga energi yang digunakan juga sangat tinggi yang kemudian akan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Sebuah studi Emma Strubell, mahasiswa doktoral di Universitas Massachusetts Amherst, menemukan bahwa mentraining sebuah model bahasa AI dapat menghasilkan emisi setara dengan sekitar 283.949 kilogram karbon dioksida.
Selain itu, penggunaan AI generatif juga memerlukan pusat data yang besar dan berkekuatan tinggi untuk menyimpan dan mengelola modelnya. Pusat data ini memerlukan pendingin yang baik agar tidak overheat dan tentu saja lagi-lagi membutuhkan penggunaan energi yang besar.
Dampak negatif AI generatif pada perubahan iklim adalah masalah baru yang harus mulai diperhatikan. Semakin masifnya penggunaan AI generatif dalam berbagai industri akan semakin meningkatkan jejak karbon yang dihasilkan.
foto: freepik.com/joart
Namun, penting untuk diingat bahwa sudah ada usaha untuk mengurangi jejak karbon pada AI generatif. Beberapa perusahaan dan peneliti sedang dalam proses untuk menciptakan model-model AI yang lebih efisien. Misalnya, beberapa penelitian sedang dilakukan untuk mengoptimalkan algoritma dan meningkatkan efisiensi pelatihan model.
Kesadaran akan jejak karbon AI generatif adalah urgensi awal dalam mengatasi masalah ini. Penting bagi perusahaan teknologi dan pengguna AI untuk mempertimbangkan dampak lingkungan ketika menggunakan atau mengembangkan sistem AI generatif. Langkah-langkah seperti kompensasi karbon dan pengadopsian praktik ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak-dampak negatif tersebut.
Magang : Millenia Ramadita
RECOMMENDED ARTICLE
- Hadirkan chatbot berbasis AI, ini cara kerja Aria di Opera yang bikin browsing makin canggih
- Fasih berbicara saat jadi host podcast, ini 3 fakta menarik Arbie metahuman AI yang viral di TikTok
- AMD berkongsi dengan Microsoft kembangkan prosesor AI untuk bersaing dengan Nvidia
- TikTok siapkan chatbot AI Tako, mempermudah pengguna menemukan konten yang menghibur
- Cara mudah menggunakan Google Bard di HP dan laptop, chatbot AI dengan referensi lebih update