Kurang tidur berpotensi sebabkan serangan jantung dan stroke
Techno.id - Kurang tidur ternyata tidak hanya membuat mata membengkak dan kelopak mata yang membesar saja. Melainkan juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan bahkan stroke.
Setidaknya itulah hasil penelitian yang dilaporkan oleh World Health Organization pada acar The Council on Cardiovascular Nursing and Allied Professions of the European Society of Cardiology di kota Dubrovnik, Kroasia.
-
Wah, terlalu banyak tidur ternyata bisa bikin kamu terserang stroke Tidur melebihi jam normal yang dianjurkan ternyata juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan, salah satunya risiko terkena gejala stroke.
-
Studi: Tidur 8 jam sehari kurangi risiko terkena stroke Permasalahan waktu tidur juga bisa memberikan pengaruh terhadap risiko tersebut (stroke).
-
7 Kebiasaan ini tingkatkan risiko serangan jantung di usia muda Faktor penyebab serangan jantung pada usia muda ini bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk tertentu.
Seperti dikutip EurekAlert (15/06/2015), dalam penelitian yang dilakukan terhadap 657 relawan selama 14 tahun (penelitian dimulai di tahun 1994 silam), para ilmuwan mengaku bahwa para relawan mengalami kesehatan yang terganggu karena waktu istirahat yang kurang serta tidak teratur.
Sebanyak 657 relawan tersebut diketahui adalah warga yang tinggal di kota Novosibirsk, Rusia, dengan usia antara 25 hingga 64 tahun. Mereka juga sebelumnya tak memiliki riwayat menderita penyakit stroke, serangan jantung, dan diabetes.
Selama masa penelitian, para ilmuwan mengklaim bahwa mereka menemukan hasil diagnosis yang menarik terhadap para relawan dengan waktu tidur yang kurang. Hasilnya, kurangnya waktu tidur akan beresiko terkena serangan jantung sebanyak 2 hingga 2,6 kali dan serangan stroke sebanyak 1,5 hingga 4 kali.
"Tidur bukanlah masalah sederhana. Dalam penelitian kami, kurang tidur dapat mengakibatkan resiko hingga dua kali lipat terkena serangan jantung dan hingga empat kali lipat terkena serangan stroke," kata Profesor Gafarov dalam sebuah pernyataan.
"Kurang tidur harus dianggap sebagai sebuah resiko yang setara dengan resiko yang dihasilkan dari merokok, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk," lanjut Gafarov.
Sebagaimana diketahui, penelitian mengenai waktu tidur sebelumnya juga pernah dilaporkan dapat menyebabkan kecemasan serta depresi. Penelitian tersebut juga menerangkan, dampak kurangnya waktu istirahat paling minimal dapat menyebabkan orang dalam kondisi emosi yang kurang labil.