Laporan terbaru TikTok, ini alasan mengapa format live shopping makin popular
Techno.id - Baru-baru ini TikTok mengeluarkan laporan bertajuk Shoppertainment 2024: The Future of Consumer & Commerce here in APAC. Dalam laporan yang bekerjasama dengan perusahaan konsultan manajemen dan layanan teknologi Accenture itu menyebutkan 59% konsumen Indonesia saat berbelanja dipengaruhi konten non-promosi. Hanya 41% konsumen di Indonesia yang terpengaruh konten promosi sebelum memutuskan untuk membeli produk.
Mereka lebih suka membuat keputusan intuitif dengan secara aktif mencari informasi untuk menilai kualitas produk. Laporan ini untuk membantu brand lokal dalam mempersiapkan strategi pemasaran di TikTok dengan menerapkan pendekatan berbasis entertainment first, commerce later, atau yang biasa disebut Shoppertainment.
-
Pertumbuhan e-commerce Indonesia tak lepas dari Facebook Pertumbuhan e-commerce Indonesia diprediksi akan berada di tingkat teratas pada tahun 2016 hingga 2017
-
Berkat smartphone, budaya belanja online bakal merakyat Aktivitas online shopping saat ini masih satu persen, tetapi bisa melonjak hingga 10 persen.
-
Google: Ini tiga kebiasaan belanja online kaum urban Indonesia Dalam laporannya, Google menyebut jika kaum urban punya kebiasaan belanja online yang tinggi di tiga kategori.
Laporan ini menunjukkan, konsumen di Indonesia lebih mungkin dua kali lipat membuat keputusan belanja secara intuitif, dibanding mereka yang jarang belanja di platform sosial atau hiburan.
Konsumen di Indonesia lebih menyukai konten video yang memiliki tingkat relevansi dan autentik yang tinggi dengan kehidupan mereka. Video yang memperlihatkan kualitas produk secara nyata, memperbolehkan audiens melihat produk tersebut dari berbagai angle, justru lebih disenangi. Inilah yang membuat format live shopping menjadi popular karena memberikan akses kepada konsumen untuk melihat produk sepenuhnya seperti melihatnya secara langsung.
Konten video di platform seperti TikTok pun menjadi cara bagi konsumen mencari produk secara rutin, di mana lebih banyak orang yang memanfaatkan platform video, dibanding menemukan produk lewat mesin pencarian tradisional.
Sebanyak 77% konsumen di Indonesia juga secara rutin mencari produk di platform sosial dan hiburan online. Tidak hanya konten video, konsumen Indonesia juga lebih mungkin untuk berpartisipasi di live shopping.
Interaksi antarkonsumen ikut jadi penentu
foto: techno.id/yani andriyansyah
Sebanyak 45% konsumen di Indonesia ternyata dipengaruhi komunitas konten (content community). Selain itu, 81% konsumen Indonesia membuat konten dengan cara "mengalir' atau interaktif dengan mengikuti tren dari para kreator, serta mendorong pengguna lainnya agar berkontribusi di kolom komentar, like, dan lainnya.
Head of Business Marketing, TikTok Indonesia Sitaresti Astarini mengungkapkan, perkembangan teknologi dan kondisi ekonomi yang dinamis terus memengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja. Di Indonesia, konsumen lebih memilih untuk mengikuti intuisi mereka dengan mencari konten yang informatif, menghibur, dan ragam konten dari komunitas yang diikuti sebelum membeli produk.
Karena itu brand lokal tidak bisa lagi hanya mengandalkan pendekatan tradisional. Strategi Shoppertainment yang sukses memerlukan kombinasi konten informatif, pengalaman berbelanja yang mudah atau seamless, dan keterlibatan konsumen yang aktif melalui komunitas dan konten kreator.
RECOMMENDED ARTICLE
- 5 Cara dapat cuan dari TikTok, dari menjual merchandise sampai memanfaatkan creator marketplace
- Trik tersembunyi agar bisnis bisa viral di TikTok, pakai pola 136
- Cara mudah gabung agensi untuk menjadi affiliate TikTok, lebih banyak untungnya
- Viral! TikTokers ini raih omzet Rp 58 juta dalam 3 minggu, ini 5 syarat menjadi affiliate TikTok
- Social Bread bantu UKM manfaatkan live shopping di media sosial sebagai lapak berjualan