LIPI: Anggaran IPTEK Indonesia masih tertinggal jauh
Techno.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia masih terkendala oleh dana yang terbatas. Namun bagaimana pun juga, IPTEK mutlak diperlukan jika ingin meningkatkan daya sains.
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain menegaskan bahwa proses ini tidak bisa dilakukan secara instan. Yang jelas, menurut Iskandar, IPTEK membutuhkan usaha jangka panjang dan berkelanjutan.
-
Riset Indonesia kalah dari Malaysia, apa penyebabnya? Hasil dan penerapan penelitian di Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia dan Vietnam.
-
Beasiswa LPDP belum optimal, Kemendiktisaintek bakal meninjau ulang manfaat dan alokasi dananya Alokasi beasiswa LPDP dinilai belum optimal dan belum menjangkau semua kalangan.
-
Menristek: Indonesia terlalu banyak aturan Menristek akui inovasi teknologi di Tanah Air memang lambat karena terlalu banyak aturan
"Apa yang dinikmati oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang saat ini adalah hasil riset yang telah dilakukan sejak 20 hingga 30 tahun lalu," ujarnya dalam acara diskusi bertajuk Science, Technology and Innovation (STI) Outlook.
Keterbatasan dana di Tanah Air, lanjutnya, dapat dilihat dari rasio belanja litbang nasional (GERD) dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Iskandar mengatakan, GERD hanyalah sebesar 0,09 persen dari PDB.
Nilai ini cukup kontras ketika dikaitkan dengan standar UNESCO yang menganjurkan berada di kisaran dua persen. Padahal, GERD Malaysia di tahun 2012 mencapai satu persen. Sementara Singapura sebesar 2,1 persen.
"Iptek Indonesia yang seharusnya bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sudah jauh tertinggal (bahkan dengan negara-negara tetangga)," lanjutnya.
Oleh sebab itu, menurut Iskandar, mau tidak mau peneliti Indonesia harus menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga-lembaga luar negeri untuk mengejar ketertinggalan.