Masyarakat sudah siap parkir mobil via ponsel, regulasinya yang belum
Techno.id - Tak lama lagi, masyarakat dunia bakal benar-benar memasuki era modern, di mana segala sesuatu bisa dikendalikan dari gadget masing-masing. Salah satunya adalah semakin banyaknya aplikasi dan piranti yang memungkinkan Anda untuk mengendalikan sebuah mobil.
Tak hanya mengendalikannya di jalanan, tak lama lagi Anda juga bisa memarkir mobil hanya dengan berbekal ponsel atau tablet saja. Bahkan beberapa mobil baru telah dilengkapi dengan fitur self parking. Namun sebenarnya ada sebuah permasalahan yang masih menghadang.
-
Era self driving car hampir datang, sudah siapkah pemerintah? Sebagian masyarakat dunia telah menantikan teknologi terbaru dalam dunia otomotif ini. Namun ironisnya, regulasinya belum ada...
-
Tak cuma self driving, kendaraan harus memiliki fitur pintar ini Sebuah mobil yang bisa berjalan sendiri harus bisa mengenali rambu lalu lintas serta pejalan kaki. Bagaimana caranya?
-
Setelah self driving, kelak akan ada mobil self parking besutan Audi Inilah solusi yang ditawarkan oleh Audi untuk mengatasi semakin berkurangnya lahan parkir. Bagaimana bisa?
Seperti yang telah diberitakan oleh Motor Authority pada hari Selasa (26/04/16) lalu, baik infrastruktur, teknologi, maupun masyarakatnya sebenarnya telah siap menghadapi gempuran perkembangan teknologi dalam ranah otomotif tersebut. Yang menjadi masalah adalah regulasi dari pemerintah yang hingga kini masih abu-abu.
Bahkan pihak National Highway Traffic Safety Administration pun mengatakan bahwa batasan yang boleh dilakukan oleh kendaraan driverless masih baru keluar pada bulan Juli nanti. Sementara itu, pihak Google juga sedang berjuang keras untuk meyakinkan pemerintah dan masyarakat mengenai sejumlah pertanyaan tentang sampai di mana tingkat keselamatan pengendara dan pengguna jalan yang lain.
Jika di Amerika Serikat saja regulasinya masih belum jelas, bisa dibayangkan, kapan teknologi ini bakal masuk ke Indonesia. Dengan tingkat kepadatan lalu lintas dan pengguna jalan yang tinggi, teknologi ini juga sebenarnya sangat diperlukan masyarakat Indonesia, bukan? Bagaimana menurut Anda sendiri?