Mengenal Brainrot, fenomena media sosial yang banyak dialami Generasi Z dan Alpha
Techno.id - Belakangan ini sedang ramai di media sosial mengenai istilah Brainrot. Kata Brainrot sebenarnya telah ada di internet sejak lama, tetapi dalam beberapa tahun terakhir muncul dalam budaya internet arus utama. Belakangan kata tersebut sering muncul dalam komentar di media sosial.
Brainrot sebagai istilah sebagian besar belakangan diinkubasi di TikTok. Namun istilah ini pertama kali muncul pada pertengahan hingga akhir 2000-an. Penggunaan istilah ini semakin populer selama bertahun-tahun, dan benar-benar lepas landas di media sosial TikTok belakangan ini.
-
Kreatif tapi rapuh, kenali julukan 'Generasi Stroberi' yang identik dengan Gen Z Generasi Stroberi, julukan untuk Gen Z yang mencerminkan kreativitas tinggi namun rentan terhadap tekanan.
-
Sebelum Facebook Ketagihan media sosial bisa dengan mudah mematikan nalar.
-
Ini dampaknya kalau sampai kecanduan jejaring sosial Penelitian dari University of Edinburgh menemukan bahwa kecanduan jejaring sosial bisa menyebabkan turunnya kemampuan berpikir seseorang.
foto: techno.id/yani andriyansyah/copilot AI
Istilah brainrot memiliki beberapa konotasi. Namun yang paling umum istilah ini menggambarkan mengenai seseorang yang merasa kelelahan atau kebingungan akibat terlalu banyak terpapar informasi yang tidak relevan atau merugikan. Istilah ini seringkali mengungkapkan kekhawatiran tentang bagaimana media sosial membuat pengguna menjadi kurang cerdas atau memengaruhi kualitas mental mereka. Istilah Brainrot sering diidentikkan pada Generasi Z dan Alpha.
Meskipun Brainrot tidak dianggap sebagai kondisi medis, namun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai efek pada otak. Sebut saja penurunan fokus, memori, pemikiran kritis, dan penurunan terhadap pemecahan masalah.
foto: techno.id/yani andriyansyah/copilot AI
Jadi bisa dikatakan Brainrot ini adalah istilah untuk menggambarkan sesorang yang merasa kebingungan akibat terpapar informasi melalui media sosial yang mana hal ini dapat menyebabkan pikirannya menjadi terganggu. Brainrot juga kerap diidentikkan dengan konten apa pun yang secara obsesif tidak memiliki nilai artistik atau edukasi.
Seperti tren budaya viral di media sosial, konten Brainrot akan meninggalkan jejak abadi pada bahasa kita di masa depan. Istilah dan fenomena ini seperti disebutkan di atas, sebagian besar dikaitkan dengan Generasi Z dan Alpha. Tetapi sejatinya, generasi mana pun dapat tersedot ke dalam lubang kelinci yang menjadi brainrot.
RECOMMENDED ARTICLE
- Instagram luncurkan platform akun remaja dengan lebih banyak perlindungan
- Facebook dan Instagram akan menyembunyikan label gambar yang diedit AI, ini alasannya
- 10 Trik WhatsApp yang wajib diketahui untuk memaksimalkan pesan
- Fitur baru TikTok ini akan membantu kamu mengelola FYP, begini cara menggunakannya
- WhatsApp sedang mengerjakan fitur mode obrolan suara, jadi nggak usah repot lagi menulis teks