Mulai jajan iklan, Bhinneka.com alokasikan Rp 100 miliar
Techno.id - Persaingan di ranah e-commerce yang kian sengit memaksa para pemain menjalankan berbagai strategi bisnis. Peningkatan merek lewat iklan sudah mulai dilakukan perusahaan-perusahaan e-commerce.
Bhinneka.com menyatakan perusahaannya bakalan melakukan strategi pemasaran lewat iklan mulai tahun 2016. Strategi pemasangan iklan yang diterapkan Bhinneka disebutkan akan disokong dengan dana sebesar Rp 100 miliar.
-
Kembangkan bisnis, Bhinneka.com masih cari tambahan investasi Diakui Hendrik Tio sebagai CEO Bhinneka.com sudah ada beberapa investor yang mendekati pihaknya terkait investasi.
-
Bhinneka.com jajaki pendanaan dari 5 Investor Bhinneka.com, menjelaskan tujuan fundraising kali ini bukan untuk membiayai operasional perseroan.
-
Rupa-rupa marketplace Bhinneka.com, dari barang BM sampai kanibalisasi "Bhinneka akan bertanggungjawab penuh atas tiap produk yang dibeli pengguna kalau memang tidak sesuai iklan."
Rencananya, Bhinneka bakalan belanja iklan di beragam jalur seperti media sosial, media online, surat kabar dan radio. Hanya saja, perusahaan yang berusia 23 tahun tersebut belum akan memakai dana tersebut untuk beriklan di televisi.
Jumlah Rp 100 miliar itu, total ya. Untuk ke media-media online, cetak, billboard, radio. TVC tahun ini belum. Kemungkinan baru tahun depan. Karena TVC itu kan mahal, mungkin bisa TVC kalau total dana itu mencapai Rp 200 miliar lebih, jelas Hendrik Tio, CEO Bhinneka.com.
Walaupun alokasi biaya 'jajan' iklan Bhinneka tergolong besar, Hendrik menyatakan bakalan berhati-hati memilih lokasi pemasangan iklannya. Ia tidak mau iklan yang dipasang tidak sesuai target market yang disasar Bhinneka dengan variasi sesuai medianya.
Kita akan melakukannya dengan lebih smart. Jadi kita akan melihat bahwa customer itu, kalau kita hanya spending iklan lalu kemudian customer tidak dimanjakan, itu kan sayang sekali. Maka, kita juga akan menganalisa data customer terlebih dahulu agar target market yang kita tuju tercapai. Jadi tidak akan terjadi asal hantam iklan, tutur Hendrik.