Pangsa pasar fitur search Google turun di bawah 90 persen, apa dampaknya?

Pangsa pasar fitur search Google turun di bawah 90 persen, apa dampaknya?

Techno.id - Pernah suatu ketika, saat sedang asyik berselancar di dunia maya, terlintas di benak untuk mencari informasi tentang resep masakan. Tanpa berpikir panjang, langsung mengetikkan kata kunci di Google.

Begitu mudah dan cepat, seolah Google adalah sahabat setia yang selalu siap membantu. Namun, siapa sangka, dominasi Google dalam dunia pencarian online kini mulai goyah.

Selama bertahun-tahun, Google memang menjadi raja tak terbantahkan dalam hal pencarian online. Bahkan, istilah 'googling' sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. Namun, baru-baru ini, ada angin perubahan yang cukup mengejutkan.

Untuk pertama kalinya, trafik ke Google Search mengalami penurunan. Dilansir Techno, Sabtu (18/1) dari Gizchina, data dari Search Engine Land dan Statcounter menunjukkan bahwa pangsa pasar pencarian Google turun di bawah 90 persen selama tiga bulan terakhir di 2024.

Apa yang terjadi?

Mari kita lihat angkanya. Pada Oktober, pangsa pasar Google berada di 89,34 persen. November sedikit naik menjadi 89,99 persen, namun kembali turun di Desember ke angka 89,73 persen. Meski masih mendominasi, penurunan ini cukup signifikan. Ini adalah pertama kalinya sejak 2015, Google mengalami penurunan pangsa pasar selama tiga bulan berturut-turut.

Menariknya, penurunan ini tidak disebabkan oleh alat AI yang sedang naik daun seperti ChatGPT. Justru, mesin pencari tradisional seperti Yandex, Bing, dan Yahoo! yang mulai mendapatkan sedikit angin segar. Bing, misalnya, berhasil meraih posisi kedua dengan pangsa pasar 4 persen pada Desember. Yandex dan Yahoo! juga mengalami sedikit peningkatan.

Meskipun angka-angka ini masih jauh di bawah Google, fenomena ini menunjukkan bahwa pengguna internet mulai mencari alternatif lain. Lalu, apa dampaknya bagi Google? Bagi raksasa internet ini, pergeseran ini bisa membawa berbagai implikasi. Di satu sisi, penurunan market share bisa berarti kerugian dalam hal loyalitas pelanggan. Pengguna mungkin mulai melirik produk kompetitor.

Namun, di sisi lain, penurunan ini bisa menjadi senjata bagi Google dalam menghadapi kasus antimonopoli dengan Departemen Kehakiman AS. Sebelumnya, Google dituduh melakukan praktik monopoli dengan mengendalikan pasar pencarian daring secara tidak adil. Dengan adanya penurunan ini, Google bisa berargumen bahwa pengguna bebas memilih mesin pencari yang mereka inginkan.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia teknologi, perubahan bisa terjadi kapan saja. Google, meski masih menjadi raksasa, harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pengguna yang dinamis. Sementara itu, bagi pengguna, ini adalah kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan mesin pencari yang paling sesuai dengan kebutuhan. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, istilah 'binging' atau 'yahooing' akan menjadi tren baru di dunia maya.

(brl/lak)