"PC butut Anda adalah penghambat perkembangan VR terbesar"
Techno.id - Di pembukaan tahun 2016, Oculus akhirnya merilis Rift, VR handset mereka untuk kelas konsumen. Dibanderol seharga Rp8,3 juta, Rift baru akan meluncur secara terbatas di 20 negara saja dan Indonesia tidak termasuk.
Strategi ini ternyata ada hubungannya dengan ujaran Palmer Luckey, pendiri Oculus, terkait belum bisa meluasnya pasar virtual reality secara global untuk sekarang. Menurut pria 23 tahun itu, kebanyakan PC yang ada kini belum berspesifikasi tinggi, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi Oculus dalam memasarkan Rift yang membutuhkan PC kelas high-end. Jadi, tak salah jika negara-negara tertentu saya yang baru bisa menikmati Rift, seperti AS, Inggris, Jepang, dan Jerman.
-
Pendiri Oculus akui Sony sebagai saingan terberat Pendiri Oculus: Sony PlayStation VR berpotensi menjadi penantang terbesar kami
-
Pendiri Oculus tak kaget harga PlayStation VR lebih murah Pendiri Oculus: Saya pikir harga PlayStation VR sudah adil
-
Rendah hati, CEO Oculus kirimkan sendiri Rift ke konsumennya Ross Martin adalah pemesan pertama Rift di sesi pre-order asal Alaska.
"PC butut Anda adalah penghambat perkembangan VR terbesar. Itulah sebabnya kami bekerja sama dengan vendor-vendor hardware ternama agar mau mengoptimalkan produknya untuk VR," terang Palmer di forum AMA Reddit (11/01/16). Salah satu pihak yang telah digandeng Oculus adalah nVidia.
Di laman penjualan Rift, Oculus turut menyertakan Compatibility Tool untuk Windows supaya konsumen bisa mengetahui apakah komputer yang ia miliki siap untuk VR. Lamannya bisa diakses di sini.
Palmer sendiri sebelumnya menyatakan optimistis dengan Rift, tetapi juga was-was dengan potensi PlayStation VR milik Sony. Ia bahkan menyebut PlayStation VR adalah kompetitor terberat Rift. Untungnya, segmen pengguna kedua perangkat itu berbeda.