Pemerintah bantah isu terkait memata-matai warga Indonesia
Techno.id - Beberapa hari belakangan, pengguna media sosial tengah dihebohkan dengan isu yang mengatakan bahwa Indonesia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk cyber security. Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan jika isu tersebut tidaklah benar.
Ia pun menambahkan jika pemerintah tidak pernah berniat untuk menjalin kerja sama dengan Central Intelligence Agency (CIA) milik AS untuk mengawasi arus komunikasi melalui sistem Big Data. Pasalnya, sistem ini dikatakan mampu menerobos pembicaraan pribadi di berbagai layanan pesan instan seperti WhatsApp.
-
Kemkominfo bantah kehadiran Polisi Internet dan big data cyber "Bahwa informasi tersebut tidak benar dan hanya hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya."
-
Saat Badan Cyber terbentuk, Indonesia perlu gandeng pihak asing Para pakar teknologi berpendapat, Indonesia perlu lakukan kerja sama dengan luar negeri terkait akan dibentuknya Badan Cyber Nasional.
-
Jepang dan AS kerjasama melawan kejahatan cyber, Tiongkok curiga Amerika Serikat dan Jepang, ternyata sudah tiga tahun melakukan kerjasama mengamankan cyber mereka. Hal ini membuat Tiongkok curiga.
"Isu yang beredar melalui media sosial itu sama sekali tidak benar. Kami tidak bekerja sama dengan mereka (AS)," tegas Rudiantara sebagaimana dikutip dari Merdeka, Senin (24/08).
Di lain pihak, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga mengutarakan nada serupa dengan Rudiantara. Ia pun menjelaskan bahwa proses memperkuat teknologi cyber ini memiliki tujuan utama yakni memperkuat kedaulatan bangsa Indonesia.
"Sistem cyber yang akan dibentuk bukanlah untuk memata-matai warga negara sendiri," ujar Luhut sebagaimana dikutip dari situs resmi Kantor Staf Presiden (KSP).