Peneliti Jepang ciptakan baterai lithium-ion bertenaga surya
Techno.id - Beralihnya peradaban manusia dalam mengakses informasi melalui perangkat genggam dewasa ini telah melahirkan sebuah sindrom bernama nomophobia. Ironisnya, hal itu masih tidak disertai dengan daya tahan baterai yang memadai.
Artinya, jumlah manusia yang kian bergantung kepada perangkat genggam terus bertambah. Namun mereka juga harus direpotkan dengan proses pengisian ulang baterai perangkat genggam yang faktanya masih harus sering dilakukan.
-
Bayangkan kamu tidak akan pernah mengisi daya ponsel lagi jika menggunakan baterai ini Baterai nuklir menjanjikan daya selama 50 tahun
-
Ilmuwan temukan cara agar baterai bisa bertahan 400 kali lebih lama Mereka mengatakan bahwa cara tersebut ditemukan dengan tidak sengaja.
-
Baterai lithium baru ini 5 kali lebih baik dari baterai sekarang Peneliti menemukan sebuah baterai dengan performa lebih baik dari baterai yang ada saat ini.
Kenyataan inilah yang membuat sekelompok peneliti asal Jepang mengembangkan sebuah baterai lithium-ion berteknologi tenaga surya. Ya, jenis baterai yang saat ini digunakan di banyak perangkat ini dapat diisi ulang melalui sinar matahari.
Sebagaimana dikutip dari Android Community (07/09), penelitian yang dipimpin oleh Mitsunobu Sato, seorang profesor fisika di Universitas School of Advanced Engineering bahkan sudah menyiapkan sebuah prototipe-nya.
Menariknya, material yang digunakan untuk baterai lithium-ion bertenaga surya ini tidaklah berbeda dengan baterai serupa pada umumnya. Hanya saja, para peneliti menambahkan zat oksida untuk membuat elektroda positif (+) dan negatif (-) sebesar 80nm dan 90nm guna menangkap transmisi cahaya matahari.
Dalam pameran inovasi yang baru-baru ini digelar, profesor Sato berhasil menunjukkan bahwa baterai lithium-ion yang dikembangkannya dapat bekerja dengan baik. Bahkan, baterai lithium-ion bertenaga surya miliknya diibaratkan hanya membutuhkan satu dari 10 sinar matahari yang diterima.
Jadi, apakah menurut Anda perangkat genggam di masa depan nantinya akan mungkin memiliki baterai berkekuatan 'unlimited'?