Peneliti temukan 'tembok besar' penghalang pertumbuhan sel kanker
Techno.id - Sebenarnya, sel kanker tak jauh beda dengan jaringan normal lainnya. Namun, tingkat pertumbuhannya yang abnormal membuat sel kanker sulit untuk ditangani. Itu sebabnya radiasi dan pengobatan kemoterapi tidak dapat secara efektif menumpas habis pertumbuhan sel tersebut. Untungnya, tim peneliti dari Mayo Clinic telah menemukan mekanisme yang dapat mengekang pertumbuhan sel kanker.
Seharusnya, sel kanker itu bersifat seperti sel-sel tua yang dapat berhenti membelah ketika diberikan protein PLEKHA7. Namun, sel kanker tak semudah itu penanganannya, dia lebih 'bandel' dari sel-sel yang lain. Oleh karena itu, para peneliti tersebut mencoba menyuntikkan microRNA langsung ke tumor sel kanker. Hasilnya, sel-sel kanker yang tadinya ganas bisa kembali normal dan berhenti bereproduksi, seperti yang dikutip dari Engadget (25/8/15).
-
Brilio! Ilmuwan temukan cara mengubah sel kanker menjadi sel normal Belum ditemukan obat ampuh untuk penyakit kanker. Ilmuwan Florida ini mencoba mengubah sel kanker menjadi sel jinak.
-
Indonesia akan gunakan imunoterapi untuk melawan kanker Indonesia rencananya akan menggunakan metode imunoterapi untuk memusnahkan kanker.
-
Kabar gembira, pengobatan kanker makin efektif jika ditambah aspirin Namun hasil penelitian tersebut masih membutuhkan uji coba lebih lanjut sebelum aspirin diberikan kepada pasien secara rutin.
"Ini adalah temuan yang terduga. Sel-sel normal saling bersentuhan satu sama lain dengan bentuk menyimpang. Kemudian, mereka menutup proliferasi. Jika ada cara untuk membuat proses itu, maka pertumbuhan tumor dapat dihentikan," kata Chris Bakal, Spesialis di Institut Penelitian Kanker, London.
Dari penelitian awal yang telah dijalani, metode ini terbukti berhasil menghambat pertumbuhan sel kanker yang agresif. Namun, para peneliti tidak percaya bahwa metode ini dapat dijadikan senjata utama untuk menyembuhkan kanker. Pasalnya, sel kanker tidak semudah itu untuk dimatikan.
"Butuh proses panjang untuk pergi sebelum kita tahu apakah temuan ini dapat mengobati para penderita kanker. Namun, sejauh ini temuan tersebut merupakan langkah maju yang signifikan dalam memahami bagaimana sel-sel tertentu dapat tumbuh dan berhenti," ujar Henry Scowcorft, manajer senior ilmu informasi penelitian kanker di Inggris.