Psikolog: Aktivitas media sosial anak perlu diawasi
Techno.id - Tak dapat dipungkiri, fungsi media sosial sebagai tempat berbagi memang sangat bermanfaat bagi siapa pun. Seiring pertumbuhannya, media sosial kini telah digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun.
Permasalahannya, apakah aktivitas media sosial benar-benar bermanfaat bagi anak? Seorang psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo menjawabnya, aktivitas media sosial anak perlu diawasi oleh orang tua untuk menghindari dampak negatif.
-
8 Cara mendidik anak di era media sosial, beri kebebasan tanpa melupakan batasan Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak menghadapi dunia digital.
-
8 Media sosial yang cocok untuk anak-anak Ketimbang membiarkan anak Anda mengakses situs jejaring sosial untuk orang dewasa, coba arahkan mereka untuk gunakan media sosial khusus anak ini
-
Kini orangtua bisa memata-matai aktivitas anak di dunia maya Kamu juga dapat melihat log panggilan telepon mereka, kontak telepon dan riwayat browsing web, serta aktivitas Facebook, Instagram dan WhatsApp.
"Yang perlu dipertanyakan adalah apakah anak perlu memiliki media sosial? Apakah usianya sudah tepat? Batasan umur yang diterapkan pengembang media sosial tentu memiliki alasan," ujarnya sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (12/08/2015).
Bila mereka memiliki, menurutnya, orang tua perlu mendampingi aktivitas anaknya. Salah satunya adalah dengan mengetahui kata sandi (password) akun media sosial dan mengenali teman-teman media sosial-nya.
"Jika sudah berteman, orang tua juga perlu menjaga perilaku. Seperti saat ada masalah, jangan langsung ikut berkomentar di media sosial. Namun bicarakan langsung dengan baik-baik di dunia nyata," terangnya.
Selain itu, ia menuturkan jika orang tua juga perlu memberi pemahaman bahwa internet adalah ruang publik. Sehingga, seseorang harus mampu menjaga apa yang memang boleh dibagikan agar tidak menjadi korban bullyingatau kejahatan lainnya.
"Orang tua dapat mengibaratkan internet seperti sebuah plaza. Ketika berada di dalam plaza kan tidak bisa juga seseorang teriak-teriak sembarangan," imbuhnya.
Meskipun tidak diharapkan, jika suatu saat anak menjadi korban bullying, maka langkah terbaik menurutnya adalah dengan tidak menanggapi. Lebih baik, orang tua fokus mendampingi agar anak tetap kuat dan terhindar dari dampak negatif.
Lebih jauh, Vera pun menyarankan agar orang tua memberikan pemahaman agar anak tidak sembarangan mengunggah identitas diri ke internet. Ia juga mengingatkan pihak orang tua bahwa apa yang dihadapi mereka saat kecil berbeda dengan yang dihadapi anaknya karena ada perbedaan zaman.